PPP adalah cinta pertama Eka Putra

PPP adalah cinta pertama Eka Putra

- in Headline, News, POLITIK, TANAH DATAR
0

bakaba.net, Tanah Datar – Banyak yang tidak tahu, Bupati Eka Putra ternyata dibesarkan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Hal itu terungkap saat Bupati Eka Putra menyampaikan kisahnya saat mulai jatuh cinta pada PPP saat pelaksanaan pendidikan politik dan sekolah legislatif yang digelar DPC PPP Tanah Datar di Islamic Center.

Bupati Eka Putra saat menyampaikan kata sambutan dalam kegiatan itu mulai mengisahkan kenapa ia sampai dibesarkan oleh PPP, padahal ketika itu ia masih sangatlah kecil, belum paham dan tahu apa itu politik.

Kakek tercinta Bupati Eka Putra merupakan sosok yang sangat berjasa sudah mengenalkan dan menanamkan ideologi partai pada Eka Kecil.

Sang kakek ketika itu merupakan tokoh sentral PPP dimasanya, sehingga Eka Kecil yang masih belum paham apapun sudah terbiasa melihat orang-orang disekitarnya yang merupakan teman-teman kakek membicarakan politik.

Karena sudah terbiasa mendengar pembicaraan perpolitikan, akhirnya ideologi Eka Putra kecil ketika itu tidak tergoyahkan dengan dua partai lainnya, ia sudah jatuh cinta pada partai berlambang kabah itu.

Cinta pertama Eka Putra itu adalah PPP, idelogi partai tersebut seperti tepatri dalam sanubari beliau

Pada 1992 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Eka Putra remaja, pada Pemilu tahun 1992 itu, ia pertama kali ikut menentukan nasib bangsa dengan memberikan hak suara.

Tentu ia begitu bahagia sudah bisa ikut mencoblos pada Pemilu tahun 1992 itu, tanpa ragu, ia lansung mencoblos dan menjatuhkan pilihan pada PPP.

“Tahun 1992 ambo pertamakali mencoblos, PPP nan ambo coblos, sudah tu ambo dicari dek urang keluarga ambo dikucikan,” tutur Eka Putra dalam bahasa daerah kekita mengisahkan saat pertamakali memberikan hak pilih.

Ia juga masih ingat ketika itu, tempat yang sering dikunjunginya saat remaja, jalan tidak pernah diaspal, timbul tanda tanya besar dihati Bupati Eka Putra, berbagai pertanyaan itu selalu bergemuruh.

Akhirnya Eka Putra ketika itu mendapatkan jawaban yang sangat singkat dari sang kakek, hanya 4 kata PPP menang di sini.

Empat kata itu sudah dapat menjawab semua yang terjadi ketika itu, kenapa lokasi-lokasi yang menang PPP tidak tersentuh pembangunan, cukup terjawab dengan empat kata itu.

Hai itu seperti titik balik bagi seorang Eka Putra, titik balik yang membuat, ia lansung membangun jalan-jalan yang sebelumnya tidak tersentuh pembangunan, bahkan ada satu ruas jalan yang dinamai PPP.

Ia menuturkan, ada kenangan tersendiri bagi Bupati Eka Putra mulai dari kecil, SD, SMP sampai mencoblos, kampungnya tidak pernah dibangun, karena partai berlambang kabah itu menang disana.

Tetapi saat ini, dirinya tidak melihat semangat PPP itu, kenapa ini bisa terjadi? Mungkinkah karena jaman sudah moderen saling berlomba-lomba mencari kebaikan, tetapi untuk diri sendiri, kekompokan seperti dulu tidak terlihat lagi.

Lalu Bupati Eka Putra berharap semoga pendidikan politik dan sekolah legislatif yang digelar PPP, kader-kader yang mengikutinya betul-betul siap menghadapi Pemilu tahun 2024 mendatang.

Ia juga menyampaikan dan menilai pendidikan politik ini sangat-sangat strategis, terutama dalam pemahaman politik masyarakat, yang sudah diawali dengan nenek, kakek kita sebelumnya, saat ini moment kader untuk membangkitkan kembali.

Karena pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman, bagaimana kewajibanan dan tanggung jawab warga, tangung jawab warga dalam berbangsa dan bernegara

Untuk mencapai hal itu tentu sangat diperlukan komitmen bersama dalam upaya membangun karakter, dan bersama-sama membangun nilai-nilai kebangsaan yang lahir dan tumbuh di republik indonesia ini.

“Mari kita persiapkan dan maknai pesta demokrasi ini dengan kebersamaan dan keteladanan tentunya dengan hati nurani kita,” ajak Bupati Eka Putra.

Pada kesempatan itu ia menyebutkan bahwa PPP sudah memberi contoh, pasca Pilkada rekonsilisasi, kepala daerah lansung berkualisi dengan PPP.

Eka Putra menyampaikan bahwa kualisi dengan PPP ini tegak lurus pada bupati, sudah dibuktikan di parlemen, empat anggota fraksi PPP mendukung program dan kegiatan PPP.

“Itu yang politik, jelas kiblatnya, kalau anggota fraksi tidak jelas kiblatnya tentu akan dipertanyakan, saya sendiri juga akan pertanyakan, karena saya seorang cucu PPP,” sampai Eka Putra.

Marwah ideplogi PPP itu masih dijaga empat orang anggota legislatif yang ada di DPRD Tanah Datar.

Empat anggota legialatif itu bersama pemerintah daerah bersama-sama mensejahterahkan masyarakat, mensukseskan program-program unggulan dan itu terbukti nyata yang dilakukan aksi nyata, bukan omong kiri kanan. (***)

Leave a Reply