Inovasi Karutan Situbondo, sulap lahan kosong jadi penghasil sayur organik

Inovasi Karutan Situbondo, sulap lahan kosong jadi penghasil sayur organik

- in Headline, KABA RANTAU, News
0

bakaba.net, Situbondo – Warga binaan Rumah Tananan (Rutan) kelas II B Situbondo memanfaatkan lahan didekat tembok keliling (brandgang) untuk menanam sayuran.

Karutan Rudi Kristiawan melakukan inovasi pengolahan lahan kosong di Rutan Situbondo menjadi lahan produktif penghasil sayur organik

Lahan yang sebelumnya tidak produktif sekarang wargabinaan sudah bisa memanen sayuran yang dirawat warga binaan itu, Minggu (11/06/2023).

Andy Sulistiawan selaku Kasubsie Pelayanan Tahanan mengatakan bahwa “Lahan dalam disekitar tembok keliling yang semula merupakan lahan kosong dan setelah dilakukan pengolahan serta pengoptimalan, pada akhirnya menjadi lahan produktif,” ujar Andy Sulistiawan.

Andy melanjutkan lahan kosong itu selanjutnya ditanami aneka sayuran seperti bayam, cabai, selada, dan sayuran dengan metode hidroponik yang saat ini sedang dijalankan.

“Dari sisi keamanan, kendati demikian, kegiatan pertanian di area brandgang tidak boleh dilakukan oleh sembarang WBP,” ujarnya.

Hanya WBP yang telah di TPP untuk melakukan kegiatan pertanian serta petugas saja yang diizinkan.

Hal ini sebagai langkah untuk mengantisipasi terjadinya pelarian melalui brandgang dan meminimalisir terjadinya gangguan kamtib.

“Karena rawan kabur, jadi setiap kegiatan selalu didampingi petugas,” Tutur Yusuf Amalohi selaku Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Situbondo.

Terpisah, Kepala Rutan Kelas IIB Situbondo, Rudi Kristiawan juga menegaskan memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan produktif juga untuk penghijauan.

”Pemanfaatan lahan ini sangat penting artinya, bukan hanya dikarenakan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, namun demikian sekaligus sebagai penghijauan disekitar area dalam tembok keliling sekaligus memperindah lingkungan,” ujar Rudi Kristiawan.

Hasil panen aneka sayuran itu meningkatkan nilai ekonomi dengan menjualnya pada pihak ketiga. Hasil penjualannya selanjutnya ke KAS untuk pembinaan kemandirian wargabinaan.

Uang hasil penjualan sayur selain untuk pembinaan kemandirian juga untuk membeli bibit dan biaya perawatan.

Dalam pengelolaannya, pihaknya menggunakan sistem organik sebagai pengganti pestisida.

Beliau menjelaskan bahwa metode organik dimanfaatkan untuk media pengusir hama yakni tidak menggunakan pestisida tetapi menggunakan micin.

Media micin itu dapat ditaburkan ataupun dilarutkan dalam air untuk disemprotkan ke tanaman.

“Dengan mengunakan micin, tanaman lebih subur dan segar tapi terbebas dari hama.

Sayur tersebut juga sehat karena terbebas dari pupuk kimia sehingga lebih aman untuk dikomsumsi.

Sebelum panen, wargabinaan rutin melakukan penyiraman pada pagi dan sore harinya.

Sayur organik dari lingkungan Rutan Situbondo ini untuk mengedukasi wargabinaan meski dengan lahan terbatas, tapi dapat dimanfaatkan untuk untuk menanam berbagai sayuran.

Selain menghasilkan aneka sayuran, dengan kegiatan ini juga bermanfaat sebagai bekal ilmu dalam upaya menciptakan WBP yang berkualitas, mandiri dan mampu menjadi insan yang berguna bagi dirinya, dan masyarakat luas, sehingga kegiatan ini dapat menjadi bekal bagi dirinya ketika sudah bebas.

“Saya harapkan seluruh petugas kreatif dan inovatif dalam melakukan berbagai upaya pembinaan kemandirian bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP),” pesan Rudi. (***)

Leave a Reply