Teks fhoto: Bupati Eka Putra fhoto bersama dengan pemenang lomba managua yang digelar di Istano Silinduang Bulan Pagaruyung Tanah Datar, Senin (05/12/2022).
bakaba.net – Hari ketiga pelaksanaan kongres bundo kanduang se-dunia mengelar lomba “Managua” yang digelar di Istano Silinduang Bulan Pagaruyuang Batusangkar, Senin (05/12/2022).
Lomba managua ini diikuti oleh bundo kanduang dari 18 kabupaten/kota yang ikut berkongres di Batusangkar Tanah Datar.
Managua sastra lisan Minangkabau yang mulai tergilas oleh zaman, diera serba instan, masyarakat ingin serba cepat, padahal banyak nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam pantun managua.
Nilai-nilai pendidikan dalam pantun managua itu sangat baik bila ditujukan terutama sekali ditujukan kepada generasi muda. Akan tetapi, masyarakat khususnya generasi muda kurang memahami nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam pantun tersebut.
Ini menjadi persoalan serius yang perlu segera disikapi agar pantun managua yang menjadi kekayaan budaya tetapi sudah tidak diminati lagi karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap sastra lisan.
Memang tidak bisa dipungkiri perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak bisa disaring saat ini berdampak secara luas, termasuk melemahnya rasa cinta akan budaya bagi generasi muda
Mengutip yang disampaikan Ketua Perkumpulan Bundo Kanduang Minangkabau Prof. Dr. Ir. Puti Reno Raudha Thaib, MP, perkembangan teknologi itu ibarat pisau bermata dua, kalau pandai mengunakan akan banyak manfaatnya dan bila tidak akan bermunculanlah kebinasaan dan kehancuran.
Lalu mande sako pewaris Kerajaan Pagaruyung itu mencontohkan saat pelaksanaan kongres bundo kanduang se-dunia disebar luaskan mengunakan teknologi informasi sehingga dapat diakses oleh siapapun tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Lalu kenapa ada lomba pantun managua? Lomba pantun managua itu bukan hanya sekedar lomba, tetapi ada nilai pelestarian sastra lisan disitu.
Managua sastra lisan Minangkabau itu sangat perlu dilestarikan sebagai
jati diri masyarakat Minangkabau.
Pantun managua itu juga bunga penghias tradisi lisan masyarakat
Minangkabau, sarana untuk berdakwah, yaitu menyampaikan pesan-pesan ajaran agama Islam, untuk mendidik, sarana hiburan dan simbol-simbol kebudayaan Minangkabau,
Juga untuk membangkitkan dan memotivasi nilai heroik masyarakat Minangkabau, dan untuk lebih memanusiakan manusia, yaitu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan.
Pantun managua itu sendiri mengandung nilai-nilai pendidikan diantaranya pendidikan agama dan nilai pendidikan moral.
Lomba managua bertujuan untuk mengali, mewariskan dan melestarikan sastra lisan itu.
Sementara kriteria penilaian lomba managua meliputi Kekompakan tim,
Lenuturan yang disampaikan, logat, pengunaan simbol yang tepat sesuai adat salingka nagari dan penjiwaan.
Dalam lomba mamagua itu Kabupaten Pasaman berhasil meraih juara pertama disusul kota Padang diurutan kedua dan Kota Bukittinggi diposisi ketiga.
Selanjutnya Payakumbuh juara harapan satu disusul Kota Pariaman harapan kedua dan dan Tanah Datar pada urutan ketiga. (***)