Terungkap!!!  Bundo kanduang adalah cermin perempuan Minangkabau sebagai seorang ibu sejati

Terungkap!!!  Bundo kanduang adalah cermin perempuan Minangkabau sebagai seorang ibu sejati

- in Headline, News, TANAH DATAR
0

bakaba.net — Terungkap, Pola asuh “Manjujai yang dilakukan masyarakat Minangkabau beratus-ratus tahun yang lalu dapat meransang kecerdasan dan motorik anak.

Melalui Manjujai itu dapat meransang tumbuh kembang anak, maupun untuk pengembangan otak kiri, kanan, dan tengah.

Seorang ahli gizi Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK, Ph. D dalam Seminar yang diadakan dalam kongres bundo kanduang sedunia yang diikuti bundo kanduang dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, bundokandung dari 18 dari kabupaten/kota, 6 bundo kandung luar negeri mewakili 12 negara serta bundokanduang nagari se Tanah Datar.

Kegiatan itu digelar selama tiga hari yang dimulai tanggal 3 Desember hingga 5 Desember di Batusangkar Tanah Datar.

Fasli Jalal mengatakan, bahwa ia bersama Ketua Perkumpulan Bundo Kanduang Se-Dunia Prof. Dr. Ir. Puti Reno Raudha Thaib, MP melihat Sejarah Minangkabau yang menjadi ilmu pengetahuan saat ini sudah dipratekkan ratusan tahun

“Kalau kita lihat sejarah Minang, dengan ketua bundo kanduang Minangkabau, kita melihat sebenarnya dirumah gadang kita, ibu-ibu kita itu apa yang menjadi ilmu pengetahuan saat sudah ratusan tahun dipratekkan di Minangkabau,” katanya.

Fasli Jalal melanjutkan betapa rumah gadang tempat yang paling ramah yang pertama mendidik anak-anak Minangkabau.

“Disana manjujai. Pernah mendengar manjujai? Pernah menderapkan menjujai, kini lai ado juo manjujai dek ibu2 mudo awak?,” tanyak dr. Ahli gizi itu.

Kata Fasli Jalal ia dengan uni upik (panggilan untuk Puti Reno Raudha Thaib) dan beberapa ahli psikologi mencari cara menjujai di keluarga-keluarga Minang.

Manjujai dapat memstimulasi sel-sel otak melatih kemampuan motorik melatih kemantangan emosional.

Kita tidak tahu apa yang di cari Hillary Clinton ke Afrika sehinga membuat sebuah buku, diperlukan sekampung untuk membesarkan anak.

Ternyata membesarkan anak dengan metode itu sudah dipratekkan di Minangkabau beratus-ratus tahun lalu.

Ia berharap gerakan bundo kanduang memberikan perhatian besar pada parenting, kembali memastikan anak-anak kita tumbuh berkembang menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas dan berakhlak ceria mulia yang pokok keimannya kuat, karakternya kuat, akhlanya kuat dan tentunya berkarakter.

Pola mengasuh anak melalui Manjujai pada masyarakat Minangkabau sudah beratus-ratus tahun dilakukan.

Seperti diketahui dalam konteks budaya Minangkabau zaman dahulu, keluarga tinggal di rumah gadang yang bukan hanya dihuni oleh keluarga inti (nuclear
family) tetapi juga dihuni oleh keluarga besar (extended family).

Kondisi ini memberi dampak signifikan terhadap tumbuh kembang anak. Dalam
konteks rumah gadang di Minangkabau, anak bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua semata tetapi menjadi tanggung jawab banyak orang, baik yang tinggal di rumah gadang maupun yang tinggal di sekitar rumah gadang.

Peran stimulasi bersama terhadap anak ini sering dilakukan melalui kebiasaan Manjujai. Pengasuhan anak di dalam masyarakat Minangkabau dahulu
utamanya dilakukan oleh perempuan Minang yang disebut Bundo Kanduang.

Bundo Kanduang adalah cermin perempuan Minangkabau
sebagai ibu sejati yang bertugas mendidik dan mengasuh anak yang
tinggal di rumah gadang bersama keluarga besar lainnya.

Tugas Bundo Kanduang dalam mendidik dan mengasuh anak haruslah berlandaskan nilai dan norma yang ada, yaitu dikenal dengan adagium adat Minangkabau. (***)

Leave a Reply