bakaba.net – Kongres bundo kanduang se-dunia pertama yang berlansung mulai tanggal 3 Desember hingga 5 Desember menghasilkan dua rekomendasi penting dalam menjaga, memelihara, mengembangkan dan melestarikan adat dan budaya Minangkabau agar indak lakang dek paneh dan indak lapuak dek hujan.
Lise Eka Putra yang merupakan ketua panitia kongres bundo kanduang se-dunia lansung membacakan rekomendasi itu di istano Silinduang Bulan Pagaruyung Batusangkar, Senin (05/12/2022).
Lise menyampaikan, urang Minangkabau yang berlandaskan “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangako Adat Mamakai Alam Takambang Jadi Guru” maka bundo kanduang yang berkongres tiga hari merekomendasikan pendidikan formal adat dan budaya Minangkabau di luar sekolah.
Pendidikan formal adat dan budaya di luar sekolah khususnya untuk generasi muda yang nantinya akan memegang tongkat estafet pelestarian dan pengembangan adat dan budaya Minangkabau.
Bundo kandung diseluruh nusantara bahkan dunia tentunya dapat menimba ilmu di pendidikan formal adat dan budaya Minangkabau di luar sekolah itu.
Rekomendasi kedua pendirian museum adat dan budaya Minangkabau.
Meski hanya melahirkan dua rekomendasi dalam kongres bundo kanduang se-dunia itu, tetapi tentunya sudah mencakup untuk memahami, mengamalkan, memelihara dan tentunya mengembangkan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau yang luhur dan beradab sebagai warisan khasana budaya.
Usai pembacaan rekomendasi, Bupati Eka Putra lansung menutup kongres bundo kanduang se-dunia didampingi Ketua Pelaksana Ny. Lise Eka Putra, Ketua Perkumpulan Bundo Kanduang Prof. Dr. Ir. Puti Reno Raudha Thaib, MP. (***)
