Luar Biasa…. Masyarakat tumpah ruah saksikan khasanah budaya bangsa di Tanah Datar

Luar Biasa…. Masyarakat tumpah ruah saksikan khasanah budaya bangsa di Tanah Datar

- in Feature, Headline
0

bakaba.net, Tanah Datar – Ribuan masyarakat Tanah Datar tumpah ruah menyaksikan pawai alegoris yang digelar Pemkab Sumatera Barat, di pusat kota Batusangkar, Minggu (20/08/2023).

Pawai alegoris bertajuk keanekaragaman budaya digelar untuk memerahkan HUT ke-78 RI.

Masyarakat Tanah Datar yang antusias ingin menyaksikan kegiatan pawai alegoris sudah mulai berdatangan ke Batusangkar sejak pukul 07.00 WIB, jauh lebih awal dari dimulainya pawai tersebut.

Saya yang datang sekitar pukul 09.00 WIB atau sesaat jelang pelepasan peserta pawai oleh Bupati Eka Putra di dampingi Forkopimda itu, sulit mendapatkan tempat strategis, bahkan harus rela berdesak-desakan dengan masyarakat yang sudah datang lebih awal.

Pawai Alegoris yang digelar Pemkab Tanah Datar kali ini, sangat jauh berbeda dengan pawai-pawai sebelumnya, selain mendapat hiburan dari berbagai atraksi yang mampu memukau penonton, juga sebagai sarana belajar, budaya dan adat se Indonesia.

Ya… Kali ini dalam pawai alegoris, saya seperti melihat Indonesia di Tanah Datar.

Bagaimana tidak, saya bisa menyaksikan lansung, budaya dari 33 provinsi, mulai dari pakaian, kesenian, kuliner, bahkan rumah adat dari masing-masing provinsi, mulai dari Aceh sampai ke Papua.

Ini luar biasa menurut saya, bahkan mungkin juga masyarakat yang menonton juga akan berpendapat sama dengan saya.

Pawai alegoris diawali oleh rombongan uda dan uni Tanah Datar disusul duta gendre, forum anak, SD-SD yang berada di sekitar kota Batusangkar baik dari Kecamatan V Kaum, Tanjung Emas dan Sei Tarab.

Setiap SD dalam pawai alegoris itu mengusung tema yang berbeda antara satu SD dengan SD lainnya, bila mengambil tema Provinsi Aceh, maka murid SD tersebut yang juga terlihat tampil total akan memperkenalkan dari pakaian pengantin yang digunakan laki-laki dan begitu juga pengantin perempuan, busana-busana yang sering digunakan baik untuk kegiatan adat maupun dalam keseharian.

Selanjutnya melalui murid SD itu kita juga akan kembali mengingat atau belajar kembali tradisi adat di Provinsi Aceh, senjata tradisional, rumah tradisional, kesenian dan kuliner setempat bahkan sampai provinsi yang berganti nama sampai empat kali itu juga disampaikan dalam pawai itu.

Begitu juga saat SD lainnya memilih Provinsi Riau, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Timur bahkan Papua.

Lebih seru lagi, hampir setiap SD yang tampil selain memperkenalkan adat dan budaya provinsi di Indonesia juga ada atraksi-atraksi menarik juga, baik tarian hingga drumband.

Saat Murid SD yang mengambil tema budaya Papua, tarian dinamis tanah Papua itu dibawahkan secara apik oleh puluhan murid, meski anak-anak itu hanya mengunakan asesoris dan rok dari tali plastik berwarna merah dan putih, dapat applause Bupati Eka Putra dan masyarakat.

Sementara pikiran saya lansung melayang pada lembar-demi lembar novel Laskar Pelangi yang menceritakan tentang kehebatan 10 anak dari SD Muhammadya di sana bersama ibu guru Muslimah yang luar biasa.

Ibu Muslimah guru yang luar biasa itu, berhasil mengali potensi ke 10 anak di SD yang minim sarana dan prasana itu, termasuk saat karnaval 17 Agustus di Belitong.

SD Muhammadya itu berhasil menjadi peserta karnaval terbaik mengalahkan SD PN timah yang didukung berbagai fasilitas tetapi minim kreatifitas, saya tersenyum membayangkan itu dan pawai alegoris yang saya lihat kali ini juga bentuk dari kreatifitas setiap sekolah, dan OPD untuk menjadi yang terbaik.

Lamunan saya buyar saat melihat penampilan SDLB N 1 V Kaum. Adek-adek dari SDLB ini pun tampil total dalam pawai alegoris, bahkan ikut menghampiri Bupati Eka Putra dan Forkopimda di tenda utama memberikan salam.

Adek-adek SDLB ini dalam pawai itu juga mengunakan pakaian adat serta busana TNI Polri layaknya murid-murid SD lainnya, tetapi ternyata murid SDLB itu diajar keterampilan menjahit benang emas yang merupakan keterampilan khusus diajarkan dan bermanfaat setelah selesai menuntut ilmu.

Pawai alegoris kali ini benar-benar bisa pukau ribuan masyarakat untuk tetap bertahan sampai selesai, tetapi ketika waktu sudah menunjukan pukul 12.30, masih belum setenggah yang melewati panggung utama atau masih murid-murid SD.

Saat azan berkumandang pawai alegoris itu terpaksa untuk dihentikan sementara, agar peserta pawai yang belum tampil dan masyarakat yang menonton dapat menjalankan ibadah sholat serta istirahat makan.

Kurang dari satu jam, kembali lautan manusia memadati ruas jalan yang dilewati peserta pawai alegoris.

Mereka ingin menyaksikan iringan-iringan peserta pawai yang belum berkesempatan tampil, mereka benar-benar menjadikan karnaval kali ini begitu istimewa sehingga tidak mau melewatkan begitu saja.

Tetapi kalau saya secara pribadi berpendapat pawai alegoris ini banyak kemajuan, karena bisa belajar banyak hal.

Bahkan kita jadi mengetahui keunggulan masing-masing sekolah, bila SDLB punya keunggulan dalam menjahit dengan benang emas, maka SMA 2 Batusangkar sudah memproduksi dalamak, sementara SMK 1 Batusangkar kini mempunyai berbagai jurusan, seperti tata boga, jurnalistik, serta jurusan lainnya dan SMK 2 Batusangkar mempunyai eco farm semangka yang bisa dijadikan tempat untuk belajar menanam semangka, serta pembibitan lainnya.

Semoga pawai alegoris tahun depan Tanah Datar mengambil tema lain, sehingga lebih banyak hal yang kita bisa pelajari, tidak hanya menghibur. (***)

Leave a Reply