Sri Mulyani, begini cara edukasi anak-anak mencintai berkebun

Sri Mulyani, begini cara edukasi anak-anak mencintai berkebun

- in Feature, Headline
0

bakaba.net –– PAGI yang cerah, saya memandangi orang yang naik turun di tangga DPRD Tamah Datar. Hari ini memang ada agenda rapat paripurna digedung wakil rakyat itu.

Dari kejauhan saya melihat Sri Mulyani Kadis Pertanian Tanah Datar menaiki tangga, tidak banyak yang berubah dari sosok itu, masih tetap bersahaja dan sederhana.

Sri begitu biasa saya panggil, merupakan teman yang asik untuk diskusi, ia tidak segan-segan untuk berbagi ilmu pertanian dengan saya dan masyarakat

Ya… begitu cara Sri mengedukasi masyarakat untuk mulai bertanam berbagai kebutuhan di pekarangan rumah.

Iseng-iseng Sri memperlihatkan pekarangannya yang tidak begitu luas, tetapi dipenuhi berbagai macam tanaman, baik itu sayuran atau buah-buahan, bahkan juga madu.

Dari pekarangan itulah Sri mengedukasi tiga anak perempuannya untuk mulai mencintai berkebun, sehingga tidak ada lagi lahan kosong yang tersisa.

Sebagai seorang ibu, ketika berada di rumah, ia akan mengajak ketiga putri cantiknya yang beranjak remaja untuk mulai menanam, dan itu sudah menjadi rutinitas saat hari libur.

Setiap ada bibit yang baru, Sri akan mengajak putri-putrinya untuk bermain sambil menanam.

“Saya menciptakan suasana berkebun menyenangkan bagi anak-anak,” ujar Sri.

Sejatinya dunia anak-anak adalah dunia bermain dan berkebun menyenangkan bersama anak-anak itu dengan melibatkan seluruh anggota keluarga yang dimulai dari proses awal menanam, tentunya disana ada edukasinya.

Anak-anak Sri ini akan terlihat sangat senang bila melihat bibit yang ia tanam tumbuh dan berbuah, terlihat ada rona kebahagian dari wajahnya yang manis itu.

Ketiga putrinya begitu menikmati memetik sayuran atau buahan dari kebunnya yang tidak begitu luas itu.

Suatu hari juga terlihat ketiga anak-anak Sri sedang asik panen madu galo-galo yang berada didepan rumahnya. secara bergantian ketiga putri cantik Sri menyedot madu dari sarangnya yang terdapat didepan rumah mereka.

Dalam waktu singkat terkumpul 400 gram madu- galo-galo yang dipanen dari satu koloni madu itu. Setiap masa panen, anak-anak Sri selalu akan memanennya secara manual.

“Mempertahankan cara manual baik dalam berkebun maupun panen madu, karena disitu ada edukasinya,” sebut Sri.

Ia menambahakan, anak-anak juga akan menikmati setiap tahapan dalam menanam, sehingga disana tidak hanya ada edukasi tetapi sudah menanamkan cara cinta terhadap berkebun sedari mereka kecil.

Sri juga mengajak, ibu-ibu yang lainnya untuk mengajak anak-anaknya mulai menanam sejak usia dini, karena selain menanamkan raca cinta untuk berkebun juga kegiatan produktif dalam menjaga ketahanan pangan serta pemenuhan gizi keluarga kecil. (***)

Leave a Reply