Puti Reno Raudha Thaib, ini tujuan Kongres Bundokanduang Sedunia

Puti Reno Raudha Thaib, ini tujuan Kongres Bundokanduang Sedunia

- in Headline, News, TANAH DATAR
0

bakaba.net – Kegiatan Kongres Bundo Kanduang sedunia yang bernilai tinggi diharapkan dapat menghasilkan output yang bermanfaat untuk perkembangan adat dan budaya Minangkabau.

Tidak dipungkiri saat ini pengaruh perkembangan dunia yang begitu pesat terutama di bidang kemajuan teknologi, hal itu tentunya harus diimbangi dengan pembangungan kebudayaan yang dikembangkan melalui aktifitas budaya salah satunya kongres kebudayaan.

“Melalui pembangunan bidang kebudayaan, bundo kanduang dapat mengambil peran lebih besar dalam proses yang telah dan akan berlansung terus sesuai dengan tujuan serta kemajuan yang hendak dicapai,” kata Pimpinan Pusat Perkumpulan Bundo Kanduang Minangkabau Prof. Dr. Ir. Puti Reno Raudha Thaib, MP dalam kata sambutan dalam kongres bundo kanduang sedunia.

Bundo sako ini mengatakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat pisau bermata dua, bila pandai mengunakannya akan mempunyai banyak manfaat dan bila tidak akan mendatangkan banyak kebinasaan.

Untuk itu pesan pewaris raja Pagaruyung ini kebudayaan harus menjadi perhatian penuh dengan menjaga, memelihara, mengembangkan dan melestarikan adat budaya Minangkabau nan indak lakang dek paneh dan indak lapuak dek hujan, ditenggah kencendrungan kuatnya proses penyeragaman budaya saat ini.

“Bepatapun semakin berbedanya pandangan dan perubahan yang terjadi, namun kita tetap berharap dan bersikukuh tidak bergeser dari sisi pondasi kita urang Minangkabau yang berlandaskan “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adat Mamakai Alam Takambang jadi guru,” tekan Puti Reno Raudha Thaib, MP.

Penyair dan penulis ini juga menyampaikan dalam pelestarian adat dan budaya Minangkabau, Bundokanduang sebagai organisasi kebudayaan sudah berbadan hukum sejak tanggal 23 Maret 2020 dengan nama Perkumpulan Bundo Kanduang Minangkabau.

Perempuan cerdas pewaris rajo Pagaruyung ini melanjutkan, saat ini Perkumpulan Bundo Kanduang sudah ada di 9 provinsi di Nusantara dan 12 perwakilan Bundokanduang Minangkabau di luar negeri.

“Target kita dimana ada orang Minang, disitu ada Perkumpulan Bundo Kanduang Minangkabau,” tekat Puti Reno Raudha Thaib.

Ia juga menekankan pentingnya pendidikan adat dan budaya Minangkabau berkelanjutan. Pasalnya bila dulu pendidikan adat dan budaya Minangkabau generasi muda bisa dilakukan oleh keluarga di rumah tangga masing-masing, tetapi melihat situasi sekarang sangat mengkhawatirkan, disebabkan kesibukan orang tua dalam bekerja dan anak sibuk dengan pendidikan formalnya.

Untuk itu sambungnya perlu melakukan pendidikan formal adat dan budaya Minangkabau di luar sekolah khusus untuk generasi muda yang akan memegang tongkat estafet pelestariah dan pengembangab adat dan budaya Minangkabau.

“Dan akan lebih baik lagi bila dilengkapi dengan pendirian museum adat dan budaya Minangkabau, ini pulalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui pertemuab kongres bundokanduang se dunia ini,” jelasnya

Kewajiban saat ini pesannya untuk memahami, mengamalkan, memelihara dan mengembangkan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau yang luhur dan beradab dan diterima sebagai warisan nenekmoyang yang begitu cerdas membekali anak cucunya untuk menghadapi berbagai tantangan zaman.

Kongres Bundokanduang Sedunia datang dari 9 Provinsi di Nusantara yaitu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat dan 6 orang dari BundoKanduang luar Negeri yang mewakili 12 Negara.

Terakhir Puti Reno Raudha Thaib menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terimakasih pada Bupati Tanah Datar, karena terlaksananya kongres bundokanduang sedunia berawal dari gagasan dan inisiatif Bupati Eka Putra. (***)

 

Leave a Reply