Memperkuat Suvervisi Untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

Memperkuat Suvervisi Untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

- in Headline, OPINI
0

Oleh: Beni Harbes

Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Islam
UIN Bukittinggi

Pendidikan memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas suatu negara. Hal ini merupakan proses belajar mengajar yang melibatkan interaksi antara peserta didik, fasilitator, dan sumber belajar.

Tingkat keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh tiga faktor utama tersebut, sementara faktor masyarakat dan lingkungan juga berperan penting. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sangat penting bagi setiap guru untuk memahami pentingnya supervisi instruksional dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian, setiap guru dan tenaga kependidikan dapat melaksanakan peran sebagai supervisor dengan sepenuhnya dan memadai sesuai dengan hak dan kewenangannya.

Harapan dari pendidikan adalah mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki potensi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, sehingga mereka mampu bersaing secara kompetitif baik di tingkat nasional maupun internasional.

PISA (Programme for International Student Assessment) adalah sebuah program yang bertujuan untuk menilai prestasi siswa usia 15 tahun dalam kemampuan matematika, sains, dan literasi membaca secara internasional.

Penilaian ini dilakukan setiap 3 tahun sekali dan difokuskan pada pendidikan di berbagai negara.

Sejak tahun 2000, Indonesia telah menggunakan PISA sebagai sarana untuk mengevaluasi hasil belajar siswa usia 15 tahun sebagai refleksi dari kebijakan pendidikan di era globalisasi pada waktu itu.

Laporan hasil dari PISA menjadi topik yang populer di berbagai kalangan stakeholder pendidikan, bahkan selalu ditunggu-tunggu oleh publik dan media massa.

Keberhasilan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan kini tidak hanya diukur dari nilai rata-rata nasional siswa pada ujian nasional, tetapi juga melibatkan peringkat yang diberikan oleh laporan PISA.

Publik dan masyarakat tidak ragu untuk memberikan komentar dan kritikan jika hasil peringkat dari PISA menunjukkan rendahnya standar pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah.

Hasil PISA Indonesia pada tahun 2018 untuk kategori kemampuan membaca Indonesia memperoleh skor rata-rata yaitu 371 berada di peringkat ke 74 jauh di bawah Thailand yang berada di peringkat ke 68, Malaysia berada di peringkat ke 58 sementara Singapura berada di peringkat ke 2.

Dan pada kemampuan matematika Indonesia memiliki skor rata-rata 379 berada di peringkat ke 73 berada di bawah Thailand yang berada di peringkat ke 58 dan Malaysia berada di peringkat ke 48, sementara Singapura berada di peringkat ke 2.

Sedangkan untuk hasil PISA pada kemampuan sains Indonesia memiliki skor rata-rata 396 berada di peringkat ke 71 di bawah peringkat Thailand yang berada di peringkat ke 54 dan Malaysia berada di peringkat ke 49, sementara Singapura berada di peringkat ke 2.

Guru itu dikatakan profesional atau tidak dapat dilihat apabila guru mempunyai: 1) dasar ilmu pengetahuan yang kuat (latar belakang pendidikan) sebagai pengejawatan terhadap teknologi dan ilmu pengetahuan, 2) penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praktik pendidikan bukan merupakan konsep-konsep belaka, 3) kematangan profesional berkesinambungan, 4) memiliki kepribadian matang dan berkembang dan 5) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi.

Peran supervisi adalah mengontrol jalannya pembelajaran dan memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam proses pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kualitas pendidikan tercermin dari prestasi akademik dan non akademik siswa, baik nasional maupun internasional.

Sehingga keberhasilan pelaksanaan supervisi pendidikan dapat diukur dari peningkatan prestasi belajar peserta didik.

Selain itu supervisi juga dimaknai ilmu tentang cara membina sumber daya manusia yang berperan pada pelaksanaan pendidikan yaitu pendidik untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dan dijalankan oleh supervisior yaitu pengawas dan kepala sekolah.

Supervisior berperan mengawasi, memimpin, membina,mengontrol sumber daya yang meliputi perencanaan, pengamatan, pembinaan dan pengawasan.

Program-program supervisi hendaknya memberikan rangsangan terhadap terjadinya perubahan dalam kegiatan pengajaran.

Perubahan-perubahan itu dapat dilakukan antara lain melalui berbagai usaha inovasi dalam pengembangan kurikulum serta kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam jabatan untuk guru.

Kepala sekolah harus menguasai langkah-langkah dalam pelaksanaan supervisi khususnya supervisi peggajaran beserta tujuannya.

Menurut Direktorat Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dalam supervisi pendidikan terdapat dua teknik besar yaitu teknik individual dan teknik kelompok.

Teknik individual meliputi observasi, pertemuan individu, kunjungan antar guru,evaluasi diri, supervisi bulletin, bacaan profesional dan menulis profesional.

Sedangkan Teknik Kelompok meliputi rapat sekolah, orientasi guru, laboratorium kurikulum, panitia, perpustakaan profesional, demonstrasi belajar, lokakarya, field trips for staff personnels, diskusi panel, in service training dan organisasi profesi.

Dengan adanya pendekatan supervisi, pemenuhan komponen yang berpengaruh pada supervisi, kompentensi yang harus dimiliki supervisior dan metode serta teknik supervisi pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia karena setiap supervisior bisa menjalankan tugasnya dan didukung oleh semua komponen yang terlibat dalam pendidikan. (***)

Leave a Reply