Susah Cari Sarapan Pagi, Nikmati Lontong di Kedai “Pak Lontong” Bandung

Susah Cari Sarapan Pagi, Nikmati Lontong di Kedai “Pak Lontong” Bandung

- in Headline, KABA RANTAU
0

Bandung, Bakaba–Menyesuaikan selera di kota Bandung, kadang-kadang memang agak sulit juga terutama sarapan pagi. Sebahagian besar sarapan pagi yang tersedia hanya dalam bentuk bubur ayam, kupat tahu, ketoprak, nasi uduk, nasi kuning yang kurang nyambung bila dicocokkan dengan selera Minang.

Di satu sisi, di Kota Kembang ini banyak terdapat perantau Minang yang lebih populer dengan sebutan “Urang Awak” dengan berbagai profesi. Kehadiran perantau ini ada sebagai pedagang, pegawai, dan mahasiswa. Menyangkut urusan perut mereka pasti akan mencari makanan kampung halaman seperti lontong atau ketupat sayur.

Lontong pakai rendang di kedak Ajo Herman.(Foto : Rinaldi Munir)

Menyadari peluang pasar yang cukup besar ini, perantau Pariaman bernama Ajo Herman atau sering juga dipanggil “Pak Lontong” tampil secara penuh keyakinan untuk melayani para pencari sarapan pagi selera Minang semenjak tahun 2007. Tak tanggung-tanggung Ajo Herman memberi nama usaha di kaki lima ini Dapur Minang Lima Saudara di Jalan Bagusrangin (dekat jalan Dipati Ukur).

Pedagang kuliner minang yang cukup ramah dan pintar menarik simpanti pelanggannya ini berasal dari Pariaman, tepatnya dari Sungai Garinggiang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar.

Di kedai Ajo Herman ini tidak hanya menjual lontong, tetapi hampir semua kuliner Minang yang biasa dimakan untuk sarapan pagi ada di sana. Ada bubur kampiun, kacang padi (bubur kacang hijau), teh talua (teh pakai telur), sarikayo (srikaya), goreng pisang rajo + katan (ketan), lapek, lupis, sala lawuak dan lain-lain.

Ajo Herman juga berani tampil beda, lontong yang dijualnya dilengkapi dengan rendang dan telur rebus. Jarang sekali ditemukan ketupat sayur padang pakai daging rendang, di negeri asal makanan itu sendiri ketupat sayur tidak pakai apa-apa, hanya ketupat dan gulai sayur saja. Jika di Bandung ketupatnya dapat ditambahi telur ayam, tetapi di kedai Ajo Herman ini ketupatnya pakai rendang.

Untuk ketupat sayur biasa yang ditambah telur rebus atau mata sapi harganya Rp. 10.000,- dan jika pakai rendang daging bisa-bisa Rp. 15.000,- untuk satu porsi. Tidak terlalu mahal untuk ukuran Kota Bandung, pas dengan kantong mahasiswa yang menjadi pelanggan utamanya.

Gulai sayurnya adalah gulai nangka dan gulai buncis tauco. Rasa gulai sayurnya pas di lidah, terutama gulai buncis tauconya, persis seperti gulai buncis tauco khas minang umumnya. Ajo Herman juga menghargai yang namanya hari Jumat, dengan meliburkan usaha kulinernya pada hari tersebut.

Pelanggan kedai Ajo Herman ini banyak juga ternyata. Selain orang Minang, bebagai suku bangsa lainnya yang tinggal di Bandung ternyata juga sangat cocok dengan masakan Ajo Herman. Mungkin karena masakan minang itu cocok di lidah siapa saja. O iya, kedai ini buka dari pagi hingga pukul 15.00 siang.(WD)

Leave a Reply