Nas Polo Banting Stir dari Sol Sepatu ke Penjual Cendol

Nas Polo Banting Stir dari Sol Sepatu ke Penjual Cendol

- in EKBIS, Headline
0

Batusangkar, Bakaba—Perjalanan hidup seseorang kadang  memang penuh dengan suka dan duka, sesuai dengan yang telah digariskan Allah Yang Maha Kuasa.  Tidak jarang seorang pengusaha kecil harus beralih dari satu usaha ke usaha yang lainnya, setelah gagal dan mencoba bangkit kembali.

Pria berangkat senja ini diberi nama Nasrul, tetapi di kawasan Padang Ganting ia lebih populer dengan Panggilan Nas Polo atau Charles. Sebagai seorang kepala keluarga yang kini telah berusia 67 tahu, Nas Polo kelihatannya masih tegar dalam mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan tantangan.

“Dulu saya menjual sandal dari kulit, sekali gus sebagai tukang sol sepatu, tetapi ketika sandal yang sering disebut dengan sandal datuk itu kurang laku lagi, saya harus banting stir kepada usaha lain,” kata Nas Polo ketika ditemui di Pasar Rabu Padang Ganting, Rabu (13/9).

Kakek asal Nagari Kacang Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok ini mengaku sudah cukup lama bermukim di Padang Ganting, bahkan dapat jodoh wanita dari Nagari Tuan Kadhi Padang Ganting tersebut puluhan tahun lalu.

Semulanya, ia kurang berminat untuk mengikuti jejak orang tuanya, yang dulu berjualan cendol di Pasar Padang Ganting, Tanjung Barulak Kecamatan Tanjung Emas dan Talawi Kota Sawahlunto, dengan pertimbangan beberapa orang saudaranya juga berjualan produk dan pasar yang sama.

“Tetapi disebabkan saudara-saudara saya tak mau meningkatkan kualitas minuman cendolnya, yah saya terpaksa mebuka usaha ini melanjutkan usaha orang tua,” kata Nasrul dengan senyum khasnya.

Meskipun usaha yang dibukanya merupakan ancaman bagi saudaranya, namun Nas Polo tetap berusaha tampil dengan kualitas yang berbeda. Kini, produk yang dijualnya memang laku keras, bahkan tidak sedikit cendol Nas Polo yang dibawa  untuk minuman pesta ke luar Kabupaten Tanah Datar, bahkan sampai ke Riau dan Jambi.

Berbicara tentang harga, khusus untuk pasar Padang Ganting Nas Polo hanya menjual Rp.5.000,- per gelas, sementara untuk kebutuhan pesta perkawinan dan acara syukuran lainnya dapat dinegosiasikan, tergantung jumlah dan jarak dari Nagari Padang Ganting.

“Kita tidak menarik untung yang banyak, asal yang punya pesta senang dan dapat memenuhi selera konsumen, kita juga puas. Namun demikian, yang namanya dagang tentu juga perlu untung, jika tidak begitu, dengan apa pula isteri dan anak saya makan,” kata Nasrul mengakhiri keterangannya.(WD)

Leave a Reply