Batusangkar, bakaba–Kebijakan pemerintah untuk mpor beras dari Thailand dan Vietnam masih mendapat penolakan hampir diseluruh Indonesia. Pasalnya impor beras dinilai akan merugikan petani dengan anjloknya harga beras.
Penolakan impor beras juga bukan tanpa alasan, Karena banyak daerah yang surplus beras, seperti Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat surplus beras dan di pastikan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehinga dapat menunjang kedaulatan pangan di musim paceklik.
Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar, Daryanto Sabir ketika ditemui bakaba.net Kamis 25/1 Tanah Datar mempunyai komitmen dalam membangun pertanian, hal itu didukung 75% masyarakatnya merupakan petani.
Dengan adanya komitmen membangun pertanian tersebut tidaklah mengherankan bila Tanah Datar bisa surplus beras meski tanpa mencetak sawah baru. Tahun lalu Lahan pertanian di Tanah Datar memproduksi gabah kering giling sebanyak 232.386 ton sementara tahun 2017 meningkat menjadi 299.188 ton.
Pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada para petani yang tergabung dalam kelompok tani yang sudah berbadan hukum.
“Keltan yang berbadan hukum prasyarat untuk memperoleh bantuan”, ujarnya.
Disamping itu pembangunan irigasi juga menjadi perhatian utama selain ketersediaan pupuk dan bibit ungul.
Untuk menghemat biaya produksi dan meningkatkan hasil panen, Tanah Datar sudah sejak lama mengembangkan padi sabilu, padi sabilu sangat menguntungkan petani, pasalnya tidak membutuhkan pengolahan awal, bisa panen lebih awal, tetapi hasilnya juga meningkat sebanyak 10%.(TIA)