Jalan Yang Kurang Elok Ekologinya

Jalan Yang Kurang Elok Ekologinya

- in Headline, OPINI
0
Dr.  Silfia Hanani,  M. Si.
Jalan merupakan sebagai sarana terpenting dalam perkembangan dan kemajuan masyarakat, keterisolasian suatu kawasan akan terbuka dan bisa sejahtera karena jalan sebagai modal transportasi dibenahi dan dibuka. Ketika tidak jalan dan tidak bisa arus lalang transportasi maka sukar sebuah masyarakat dapat berkembang dan maju.
Begitu pentingnya jalan dalam membangun perekonomian dan kemajuan. Oleh sebab itu pembangunan jalan menjadi agenda pembanguna  inprastruktur yang dikejar dalam pembabungan nasional.
Penampakan ruas jalan ruas Batusangkar Bukittinggi
Jalan tidak sekedar ada, tetapi juga harus dibarengi dengan etika ekologinya. Jalan butuh perawatan dan butuh pemeliharaan yang berkesinambungan tidak saja oleh pihak terkait tetapi juga oleh masyarakat dan penggunanya.
Ekologi jalan harus elok dan diberikan perlakuan yang baik. Masyarakat dan pemakai jalan mempunyai etika dan kepedulian terhadap eloknya jalan.
Etika yang baik terhadap jalan itu sudah mulai luntur sehingga sekologis jalan sangat memprihatikan, dinataranya dapat dilihat dari jalan Simpanga Baso Kabupaten Agama  menuju Kota Batusangkar, disamping berlubang juga ditemukan bibir jalan yang sangat cukan dalam dari badan jalan jika terpeleset bisa membawa pekata, makanya dari jalan simpang  Baso sampai ker perbatasan Tanah Datar harus hat-hati betul.  Kiri-kana jalan dalam disamping ada pula kegiatan-kegiatan pencucuian yang dilakukan oleh masyarakat.
Penampakan ruas jalan jelang perbatasan Agam penuh sampah
Tidak jauh dari perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar, ditemukan sampah bertebaran dan menumpuk dengan bau yang menyengat. Sangat tidak sedap dipandang mata. Kemudian jika terjadi hari hujan semua sampah hanyut ke jalan, ini sangat memprihatikan. Kondisi ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah daerah setempat bahkan juga oleh pemerintah nagari, jorong sekalipun.
Ruas jalan Agam setelah perbatasan Tanah Datar terlihat bersih
Di samping itu juga ditemukan onggokan sampah tidak jauh dari kawa daun ternama di Tabek Patah sampai pagi 8 Agustus 2020 ini telah sampai di badan jalan dengan karung-karung besar. Sangat mengnganggu para pemakai jalan.
Melihat kondisi jalan yang demikian, betapa prihatinnya ekologis jalan kita. Kita bukan tidak memiliki inprastruktur jalan, tetapi kita tidak pandai memeliharanya.
Ruas jalan Agam sesudah perbatasan Tanah Datar bersih dari sampah
Ekologisnya tak elok dan tidak menyamankan. Apakah pemerintah nagari atau pemerintah setempat tidak mampu memberikan teguran terhadap masyarakatnya?
Apakah kita tunggu pula ini dijadikan “tema” kampanye oleh para kandidat calon kepala daerah? (***)

Leave a Reply