Catatan Buku, MERANGKUH ZAMAN, CERITA MASA LALU YANG RENYAH

Catatan Buku, MERANGKUH ZAMAN, CERITA MASA LALU YANG RENYAH

- in Headline, KABA PENDIDIKAN
0

Oleh: Silfia Hanani

Di awal tahun baru 2023, sampai jua di meja kerja saya sebuah buku “khas” sejarah tetapi penceritaannya “ala” novel bergaya satire, sehingga kita tidak sedang membaca sebuah sejarah “ala” kademik yang mengerutkan kening, buku itu berjudul Merangkus Djaman Kemadjoean Dinamika Modernitas Kota Kecil (MDKDMKK). Buku ini lahir pertama kali November 2022, masih sangat hangat. Diterbitkan oleh Tanda Baca dengan jumlah halaman 174.

Dari gayanya yang satire dan ala novel itu, Deddy Arsya (DA) penulis buku itu memang ingin sekali kelihatannya mengubah arah cara membaca sejarah dari sebuah kerumitan menjadi sebuah yang disenangi. Tentu tidak mudah untuk mengubah image yang demikian, namun oleh DA telah distrukturkannya, sehingga membaca sejarah itu bisa dengan happy dan renyah. Itu pesan kuat penulis agaknya dari buku MDKDMKK ini.

Tentu menulis seperti itu, tidaklah mudah dilakukan oleh seseorang, namun DA telah menarasikannya sejarah itu atas kobinasi akademik dan kebiasaannya sebagai seorang penyair, novelis dan penulis kolom bahkan seorang sejarawan akademikus tulen karena pernah menjadi ketua jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN Bukkittinggi dan saat sekarang menjadi dosen senior sejarah, sehingga perpaduan itu menjadikan cerita sejaraha tidak bercerita fosil-fosil masa lalu yang bertanda tahun, tanggal, tokoh dan tempat. Tetapi diracikan tangan DA kita dibuatnya renyah membaca sejarah tersebut, inilah kelebihan DA dalam meracik MDKDMKK.

Buku MDKDMKK, menceritakan masa lalu kota Padang Panjang dan sekitarnya, mulai dari menceritakan yang tersuruk dan tersembunyi, sampai pada yang tampak dan gamblang, sehingga dinamika kota Padang Panjang sebuah kota modernitas itu sudah diperlihatkan dalam kepungan Kolonial. Mau tidak mau juga, modernitas itu sudah keharusan dalam sejarah pergulatan hidup manusia, bahagian pembentuk peradaban dan kebudayaan.

Cerita-cerita modernitas di kota Padang Panjang itu dirangkum oleh DA dalam MDKDMKK, baca misalnya Berkecimpung di Walkoen, Berpose dan Berkodak, Menginap di Hotel Merapi, Curi-Curi Ke Bioscoop, Mendengarkan Orkestra, Mengunjungi Toko Buku sampai pada Emansipasi Perempuan. Semuanya itu adalah identitas modernitas yang tidak terlekan di kota Padang Panjang masa lalu, masa kolonial masa sejarah yang kini terabadikan oleh para manusia modernitas.

Buku ini, harus mendapat apreasisi kuat dari segenap pemerintah kota Padang Panjang. Penulisan seperti ini langka, dari segi cara penceritaannya karena tidak mudah menuliskan sejarah dengan renyah dan bisa dibaca semua kalangan. Mungkin inilah kado terbaru untuk kota Padang Panjang, yang senyap ditulis oleh para kademikus, novelis dan seterusnya.

Namun ditangan DA hidup menggelegar dalam hiruk pikuknya dentuman bacaan. Sekalipun di kota hujan ini ada geliat gerakan literasi, buku MDKDMKK adalah menjemput semua asa keliterasian itu.

Buku DA ini ditulis dengan penuh kajian mendalam dan dibantu literatur-literatur sejarah, diolah tidak sambil lalu. Oleh sebab itu buku ini juga bisa menjadi referensi sejarah kota. Selamat Membaca! (***)

Leave a Reply