Angin puting beliung terbangkan atap rumah Dayat

Angin puting beliung terbangkan atap rumah Dayat

- in Headline, News, TANAH DATAR
0

bakaba.net – Kisah pilu datang dari Dayat (31), warga Jorong Kampung Tanggah Nagari Pagaruyuang Kecamatan Tanjung Emas Tanah Datar. Pasalnya ia menjadi korban angin puting beliung pada Jum’at (30/1/2023).

Fenomena puting beliung yang terjadi pukul 14.00 WIB telah membuat atap rumahnya terbang terbawa angin.
Menurutnya, siang itu, ia dan keluarga tidak berada di rumah, lalu ada warga yang mengabarkan atap rumahnya sudah diterbangkan angin.

“Saya tidak berada dirumah saat musibah angin puting beliung itu menerbangkan atap rumahnya,” ujar Dayat.

Dayat mengatakatan, Ia bersama istri dan kedua anaknya ada keperluan keluar rumah, sesaat setelah mendengar musibah itu.

Istrinya melihat kondisi rumahnya lansung histeris apalagi melihat burung beserta sangkar yang dititipkan orang juga ikut terbang terbawa pusaran angin.

Tidak terbayang baginya, dengan apa akan menganti burung-burung sementara harganya juga terhitung tidak murah.

“Bangun ini merupakan bantuan pemerintah,” kata istri Dayat sambil memasukan nasi dan lauk capek goreng dalam kantong plastik, selanjutnya menyerahkan pada anaknya yang minta makan.

Ia mengatakan, sangat membutuhkan bantuan dari para donatur, agar dapat memperbaiki lagi atap rumahnya pasca bencana angin puting beliung.

“Habis musibah saya dibantu warga mencoba membaiki atap bagian dapur yang diterbangkan angin,”ujarnya.

Atap-atap dan kayu yang masih layak pakai dimanfaatkan kembali, tetapi hanya sebagian kecil yang msih bisa dipakai, sebagian besar sudah rusak.

Dayat dan keluarga mengaku was-was juga berada pada bagian dapur rumahnya itu, pasalnya kayu-kayunya banyak yang sudah lapuk dan dapat kapanpun ambruk menimpa yang berada dibawahnya, apalagi ia mempunyai dua anak-anak yang masih kecil-kecil.

Saya lalu duduk diatas lantai di rumah yang ditempati dayat bersama istri dan kedua anaknya yang masij kecil sambil mendengarkan cerita istri Dayat.

Ia mengatakan suaminya hanya bekerja seraputan, terkadang ada lebih sering tidak, untuk menghidupi keluarga kecilnya, sang istri harus berpandai-pandai mengatur keuangan.

“Kami sering makan dengan lauk apa adanya, terkadang hanya sayur hasil hasil metik dari kebun,” ujarnya.

Beruntung Dayat penerima PKH dan dapat bantuan beras, sehingga dapat meringankan biaya hidup.

Istrinya untuk menambah penghasilan juga ikut bekerja memasukan serbuk gergaji dalam plastik dengan penghasilan 40 ribu perhari.

“Disambing rumah ini ada usaha budidaya jamur, istri saya suka diminta bantuan untuk mengisikan serbuk gergaji dalam plastik,” ujarnya.

Bu lanjutnya, kami tidak punya lahan untuk digarap, penghasilan ketika ada yang membutuhkan tenaga kami, baik itu hanya memberihkan halaman rumah orang lain.

Dayat dalam bekerja juga tidak menetapkan tarif, tetapi terserah berapa dikasih orang, yang penting ia membawa uang pulang agar bisa membeli kebutuhan rumah tangganya.

Bagi ada pembaca bakaba.net yang terketuk untuk membantu Dayat dan keluarga dapat lansung mengunjungi kediamannya yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari ustano rajo. (***)

Leave a Reply