TANAH DATAR, bakaba.net — Pilkada tinggal menghitung hari yang ditetapkan pada 9 Desember 2020 mendatang. KPU Tanah Datar menetapkan pasangan calon bupati dan wakil bupati Betti Shadiq Pasadigoe dan Edytiawarman Datuak Tan Mudo dengan nomor urut 4.
Pasangan Bupati Beti Shadiq Pasadigoe SE.Akt, MM dan wakil Edytiawarman S.Pd, MM Dt.Tan Mudo didukung koalisi Partai Persatuan Pembangunan (PAN) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Calon Bupati Betti Shadiq Pasadigoe dan calon wakil bupati ini jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri termasuk program kerja bila nanti terpilih menjadi bupati Tanah Datar.
Untuk maju menjadi kandidat calon bupati dan wakil bupati pasangan ini bertekat menjadi yang terbaik dari pasangan lainnya.
Betti Shadiq Pasadigoe atau yang lebih akrab disapa Betti dengan pasangan Edytiawarman bukanlah sosok asing bagi masyarakat Tanah Datar. Pasangan ini selain dilahirkan di Tanah Datar juga menempuh pendidikan dan selanjutnya melakukan pengabdian di Luhak Nan Tuo.
Tetapi meski begitu ada baiknya jika pemilih mengenal lebih jauh pasangan calon bupati Betti Shadiq Pasadigoe dan Edytiawarman Datuak Tan Mudo yang maju di Pilkada Tanah Datar.
“Nan Alah Mengenal Dan Dikenal”.
Kalimat tersebut sangat cocok untuk pasangan calon bupati Betti Shadiq Pasadigoe dan calon wakil bupati Edytiawarman Datuak Tan Mudo. Bagaimana tidak, seperti sudah disampaikan diatas, selain dilahirkan di Tanah Datar, menempuh pendidikan dan melakukan pengabdian di Tanah Datar.
Calon Bupati Betti Shadiq Pasadigoe istri mantan bupati dua periode ini merupakan perempuan cerdas dari Kecamatan Sungayang .
Anak pasangan H. Baharoeddin Ismail (Alm) dan Hj. Yusniar Rasyad (Alm) kecerdasannya sudah menonjol saat menempuh pendidikan dengan terpilihnya menjadi pemenang pertama pemilihan pelajar teladan tingkat SLTP tahun 1976 dan tahun 1979 Betti kembali menjadi pemenang pertama pemilihan pelajar teladan tingkat SLTA.
Mantan anggota DPR RI periode 2014 – 2019 ini sebelum terjun kedunia politik berkarir di BUMN PT Semen Padang dengan jabatanan terakhir Direktur Dana Pensiun.
Bahkan sampai saat ini Bundo Kanduang asal Tanah Datar itu tercatat sebagai satu-satunya perempuan yang menduduki posisi Direktur di BUMN Pt Semen Padang
“Sosok bu Betti, merupakan perempuan sederhana, beliau bisa membaur dengan seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu,” kata salah seorang relawan PMI Tanah Datar.
Relawan PMI ini selanjutnya mengisahkan kedekatannya dengan Betti Shadiq yang merupakan istri Shadiq Pasadigoe yang saat itu menjabat Bupati Tanah Datar. Istri orang nomor satu di Luhak Nan Tuo itu sebut relawan, tanpa risih dan menjaga jarak dengan para relawan bahkan ikut membaur melakukan evakuasi korban bencana banjir bandang yang terjadi di Nagari Malalo Kecamatan Batipuh Selatan pada waktu itu.
Begitu juga dengan Edytiawarman Datuak Tan Mudo yang memulai karir sebagai guru di SMPN Sikaladi dari tahun 1990 – 2006 selanjutnya Wali Nagari Tambangan dan terakhir Sekretaris KPU Kota Padang Panjang.
Kedua pasangan ini tentu sudah mengenal potensi Tanah Datar yang nantinya dituangkan dalam program-program nyata untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Disamping itu pasangan ini merupakan sosok yang memahami kebutuhan masyarakat setempat.
Alasan Memilih pasangan Betti Shadiq Pasidigoe dan Edytiawarman sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tanah Datar
Memahami Aset dan Potensi Daerah
Betti Shadiq Pasadigoe merupakan sosok yang memiliki pemahaman cukup tinggi dalam aset dan potensi daerah, apalagi sebelumnya beliau merupakan Ketua Pengerak PKK Tanah Datar tahun 2005 – 2015.
Betti memahami potensi-potensi yang ada mulai dari pariwisata, budaya, sumber daya alam yang nantinya dapat mendongkrak PAD.
“Bu Betti tahu ujung dan pangka tali, untuk menyelesaikan persoalan di Tanah Datar,” ujar Doktor (cant) Dalmenda Pamuntjak Alam Pengamat Komunikasi Politik Unand dalam bincang-bincang dengan media ini beberapa waktu lalu.
Betti Shadiq Pasadigoe sebut Dalmenda, memahami permasalahan dan kebutuhan masyarakat Tanah Datar, pasalnya beliau pernah mendampingi suaminya Shadiq Pasadigoe menjadi bupati dua periode di Luhak Nan Tuo.
Hal ini sangat dibutuhkan untuk menyelesakan persoalan-persoalan yang menonjol di Tanah Datar, baik itu permasalahan ekonomi, pendidikan dan sosial budaya termasuk masalah Penyakit Masyarakat seperti penyalagunaan Narkoba, LGBT, Pergaulan bebas dan penyakit masyarakat lainnya.
Berbicara mengenai aset, perlu kita ketahui, saat ini ada banyak aset di Tanah Datar yang tidak dimanfaatkan dengan optimal. Pemanfaatan aset yang tidak optimal pada sebuah daerah sebenarnya merupakan sebuah permasalahan yang terjadi pada daerah tersebut, sebab apabila pemanfaatan aset tidak optimal hakikatnya rakyat juga yang rugi, sebab ada nilai ekonomi yang hilang.
Sebut saja pariwisata, Tanah Datar memiliki lebih 170 aset wisata sejarah dan budaya yang tersebar hampir diseluruh nagari, belum lagi objek-objek wisata alam yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata baru di Tanah Datar. Tapi sangat disayangkan potensi-potensi itu belum terkelolah dengan baik.
Dampak nyata bila potensi ekonomi hilang, tentu saja akan dirasakan langsung oleh rakyat. Misalnya saja ketika aset tersebut di optimalkan maka akan menciptakan post post ekonomi baru yang bisa meningkatkan pendapatan warga dan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas hal ini salah satu efeknya.
Tetapi , apabila seorang kepala daerah tidak memiliki pemahaman tentang aset dan potensi daerah selama ia menjabat, maka ia juga bisa dikatakan memberikan sumbangsih berupa kerugian nilai ekonomi setiap tahunnya pada daerah tersebut.
Perlu diketahui pula, dengan adanya pengoptimalan potensi daerah, maka aset juga akan menjadi optimal sehingga secara langsung pun akan memberikan dampak pada perekonomian daerah itu sendiri dan mampu menekan laju pertumbuhan pengangguran dan peningkatan pendapatan masyarakat pada daerah Tanah Datar. Oleh, sebab itu, rakyat akan merugi jika pemimpin daerahnya tidak mengerti tentang bagaimana mengoptimalkan potensi potensi yang ada di daerah.
Cepat, Sigap, dan Tanggap.
Ketiga hal tersebut tentu saja sangat dibutuhkan oleh masyarakat nantinya. Jika ada sesuatu masalah, maka kepala daerah dituntut untuk bisa bekerja cepat, sigap, dan tanggap.
Bukti nyata yang bisa dijadikan acuan sikap sang Cabup Tanah Datar dapat dilihat saat beliau menjadi Ketua PMI Tanah Datar, sesaat setelah bencana Betti lansung berada dilokasi bencana bersama relawan lainnya. Beliau terjun lansung ditengah bencana bukan hanya untuk penyerahan bantuan secara serimonial tetapi tetap berada dilokasi bencana bersama warga yang ditimpa musibah.
Bahkan saat ini hal itu tetap dilakukannya dengan memberikan bantuan terhadap KK yang membutuhkan bantuan tanpa terendus media.
Keinginan yang Tak Muluk-Muluk
“Menciptakan perubahan yang lebih baik di Tanah Datar dan memaksimalkan potensi yang ada serta memberikan pelayan yang maksimal. Serta menjadi lebih maju dari kabupaten tetangga” merupakan tekat pasangan Betti Shadiq dan Edytiawarman.
Membangun Perekonomian Tanah Datar
Sebelum menjabat pun, bukti nyata beliau dalam membangun perekonomian Tanah Datar telah terlihat. Tentu saja hal ini bukan ajang pencitraan belaka.
Saat Betti Shadiq masih menjadi anggota DPR RI, berbagai program mulai dari pemberdayaan masyarakat, sampai ke pembangunan fisik dibawahnya di Tanah Datar.
Seperti renovasi pasar Batusangkar, renovasi RSUD Ali Hanafia Batusangkar, renovasi dan pembangunan Puskesmas, pemberian bantuan satu set alat untuk rumah kemasan lima program padat karya infrastruktur dan tenaga kerja mandiri (TKM), sudah ratusan TKM yang terbantu dari program Kementerian Tenaga Kerja serta proyek fisik lainnya.
Memberdayakan SDM
Tingginya tingkat perekenomian sebuah Kabupaten akan berbanding lurus dengan aktivitas perekonomian masyarakatnya. Semakin besar angka pendapatan masyarakat, maka akan semakin besar pula angka pendapatan daerah. Semakin besar angka pendapatan masyarakat, maka akan menurun pula tingkat pengangguran yang ada, begitupun dengan tingkat kriminalitas akan semakin menurun pula.
Nah, salah satu langkah beliau dalam memberdayakan SDM Tanah Datar dengan melakukan pembinaan terhadap UMKM yang ada, terutama terhadap home industri baik itu kuliner maupun kerajinan.
Betti Shadiq Pasadigoe saat menjadi Anggota DPR RI membawa program kegiatan pemberdayaan ke Tanah Datar seperti pelatihan daan pembinaan untuk tenaga kerja, UMKM dan ketahan keluarga.
Memaksimalkan Potensi Yang Ada
Sudah mendengar kalimat tersebut sebelumnya, bukan? Ya, ia menjanjikan untuk memaksimalkan potensi yang ada di Tanah Datar. Lalu, bagaimana caranya ia memaksimalkan potensi yang ada?
Langkah awalnya ialah dengan menjadikan Tanah Datar tujuan destinasi wisata untuk berbelaja di Sumatera Barat. Selanjutnya menawarkan produk-produk unggulan untuk para wisatawan.
Selanjutnya Betti Shadiq Pasadigoe bersama pasangan akan lebih memaksimalkan Bumnag-Bumnag sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi masyarakat nagari setempat, merangkul Peguruan Tinggi untuk melakukan Nagari binaan serta menyiapkan anak nagari dengan SDM yang siap bersaing melalui program pemberdayaan.
No Tipu-Tipu
Apa maksudnya no tipi-tipu, ya? Adakah yang memiliki pertanyaan yang sama? Oke, maksud dari no tipu-tipu yakni no pencitraan, tidak ada sama sekali pencitraan. Sikap Betti Shadiq yang baik dan merakyat memanglah sudah tertanam pada dirinya. Bukan karena ada sebab ‘calon bupati’ saja.
Hal itu terbukti dari beliau menjadi Ketua Pengerak PKK tahun 2005 – 2015, Ketua PMI maupun saat menjadi anggota DPR RI.
Taat Pada Agama
Hidup manusia itu akan baik jika ada keseimbangan antara perlakuan dunia dan akhirat, bukan? Apalagi jika melihat beliau merupakan muslim yang taat. Diharapkan ia memiliki hati nurani yang baik, pula. Meski tak ada satu pun yang tahu kedalaman hati manusia lainnya, paling tidak dengan terlihatnya beberapa bangunan masjid yang dia bantu saat masih menjadi anggota DPR RI
Harapannya, masjid tak hanya menjadi tempat sholat semata, namun dapat dijadikan tempat untuk membina keagamaan. Sehingga mampu memberikan banyak manfaat untuk masyarakat sekitar.