Batipuh Selatan, bakaba – Pemerintahan Nagari Guguk Malalo Kecamatan Batipuh Selatan Tanah Datat mengelar diskusi adaik bersama Mak Katik Mangkuto dosen budaya minang Unand di aula kantor Wali Nagari setempat (sabtu 06/10/2018).
Diskusi adat merupakan kegiatan Kerapatan Adat Nagari Guguk yang sudah terprogram di lembaga unsur ninikmamak. Anggaran untuk kegiatan berasal dari APB Nagari Guguk Malalo tahun 2018.
Hal tersebut diungkapkan Mulyadi Wali Nagari Guguk Malalo menjawab bakaba.net Sabtu kemaren.
Mulyadi mengatakan pengetahuan adat itu penting khususnya bagi generasi millenia, agar generasi yang lebih dinamis itu tidak melupakan adat istiadat minimalnya dari tempat mereka berasal, karena adat berlaku salingka nagari.
Menurut Ketua KAN Guguak Malalo M. Datuak Maliputi, Kegiatan ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat Nagari Guguk Malalo amenambah pengetahuan adaik sabatang panjang di Minangkabau.
Sedikitnya 100 orang masyarakat setempat mengikuti diskusi adat yang berasal dari unsur Ninikmamak, alim ulama, cadiak pandai, pemuda dan bundo kanduang.
Momentum yang sangat berharga juga dimanfaatkan oleh pemuda/pemudi serta mahasiswa dari Nagari Guguk Malalo agar memahami dan mengenal serta mempelajari adat lebih dalam. Apalagi kegiatan adat sangat jarang ditemukab pemuda dan mahasiswa zaman milenial ini.
Diskusi adat tersebut terlihat sangat manarik dan menimbulkan semangat dari masyarakat Nagari Guguk Malalo untuk dapat memahami dan mengetahui adat secara mendalam.
Tanah Datar sebagai kabupaten yang masih kental dengan nilai-nilai adat dan budaya termasuk Nagari Guguak Malalo sampai saat ini masih menjujung tinggi adat dan budaya Minangkabau.
Masnaidi.B,S.KOM,M.A.P Ketua BPRN Guguk Malalo.menyampaikan Kegiatan ini merupakan pengayaan adat istiadat bagi masyarakat Guguk Malalo tentang adat sabatang panjang dan membangkitkan semangat pelaksanaan adaik basandi sara’ sara’ basandi kitabullah.
Kita berharap masyarakat termotivasi untuk semangat menegakkan adaik salingka nagari dalam praktik kehidupan sehari hari.Dalam era milenial kita mesti memperkuat identitas kita yaitu adaik salingka nagari sehingga tidak tergerus oleh zaman tutupnya.(RONI)