Urang Sangka, Prof. Dr. Silfia Hanani Resmi Jabat Rektor UIN SMDD Bukittinggi

Urang Sangka, Prof. Dr. Silfia Hanani Resmi Jabat Rektor UIN SMDD Bukittinggi

- in Feature, Headline
0

Tanah Datar, bakaba.net – “Jadi Rektor konco akak yo”, begitu isi chat WhatsApp dari seorang teman saya yang berprofesi sebagai dosen disalah satu Perguruan Tinggi di Sumatera Barat.

Teman saya itu lalu menulis bahwa yang dikatakan konco saya yang juga dosen IAIN Manado itu sedang prosesi pelantikan sebagai Rektor UIN SMDD Bukittinggi.

Ketika membaca chat WhatsApp itu tidak henti bibir saya mengucap syukur, ini sebuah kabar yang sangat membuat saya begitu terharu.

Selanjutnya saya juga mendapat pesan WhatsApp dari Asisten Perekonomian dan Pembangunan Tanah Datar Drs. Alfian Jamrah yang mengirimkan fhoto Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag., M.Si.

“Luar biasa seorang Silfia Hanani,” puji Alfiam Jamrah, ia sosok perempuan yang hebat.

Alfian Jamrah merupakan salah seorang yang menyaksikan Sil, begitu ia biasa dipanggil berproses di Tanah Datar menjadi wartawan salah satu koran cetak terkemuka di Sumatera Barat.

Tulisan Sil yang begitu tajam, tidak jarang juga mengkritik kebijakan pemerintah.

Sil dan Alfian Jamrah ketika itu menjabat Kabag Humas di Pemkab Tanah Datar sering mendiskusikan tentang kemajuan daerah yang dikenal dengan Luhak Nan Tuo.

Dan setiap saya bertemu Alfian Jamrah, kita selalu cerita sosok Prof Silfia yang terkenal santun dan low profil itu.

Prof. Silfia yang kini dilantik jadi Rektor UIN SMDD Bukittinggi dari kecil sudah haus akan ilmu pengetahuan, saat Sil kecil melihat kereta api melintas ia akan bertanya “Apa yang dibawah kereta api itu”.

Ketika memperoleh jawaban dari ayah (orang tua laki-laki) Silfia, bahwa yang diangkut kereta api itu adalah emas hitam, besoknya Silfia kecil sibuk mencari apa itu emas hitam, karena selama ini emas yang dia tahu itu berwarna kuning.

Hebatnya sosok ayah Silfia ini, tidak lansung memberikan tahukan apa itu emas hitam, ayah membiarkan Silfia kecil mencari tahu sendiri dari berbagai buku-buku yang ada dirumah mereka.

Setelah ia mengetahui bahwa emas itu adalah batu bara pikirannya sudah sampai pada harga batu bara yang tidak terhingga dan membuat Negara Indonesia dijajah berabad-abad lamanya.

Karena emas hitam itu, Belanda yang menjajah Indonesia rela mengelontorkan anggaran yang tidak sedikit untuk membuat jalur kereta hingga sampai ke teluk bayur.

Silfia kecil yang ketika itu baru kelas 6 SD sudah mencerna satu kata emas hitam hingga salah satu penyebab Belanda menjajah Indonesia.

Keberhasilan Prof Silfia Hanani ini tidak terlepas dari didikan dan pesan sang ayah “Jangan pernah berhenti belajar, hidup tidak akan pernah berhenti memberi kita pelajaran”.

Pesan untuk terus belajar itu sampai tulis sang ayah pada secarik kertas dan tulisan belajar itu digaris tinta merah sang ayah sebagai penegasan untuk putri terkasih.

Dan ketika sang ayah tutup usia, tulisan ayah pada secarik selalu terbayang dan terkenang apalagi ada garis tebal merah pada kata belajar.

Kini anak ayah yang tidak berhenti belajar itu telah dilantik menjadi Rektor UIN SMDD Bukittinggi, tentunya ini merupakan perjuangan tanpa henti sang putri untuk ayah tercinta.

Sekarang orang Batusangkar itu kini resmi menjabat menjadi Rektor UIN SMDD Bukittinggi.

“Sil…. Selamat mengemban amanah baru, semoga sukses,”. (***)

Leave a Reply