TANAH DATAR, bakaba.net — Ustadz Abdul Somad (UAS) mengunjungi Istano Basa Pagaruyuang di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), dalam safari dakwah, Minggu (25/7/2021).
Pada kesempatan itu UAS menyampaikan tausiyahnya di Masjid Nurul Amin Pagaruyung.
Ia mengatakan, filosofi yang terkandung di salah satu bangunan di Istano Paguruyuang memberikan pembelajaran betapa pemberdayaan budaya membutuhkan waktu lama agar menjadi sebuah karakter diri.
“Kita bisa bangun jembatan yang megah, hebat, bangunan yang luar biasa, tapi ada sesuatu yang tidak bisa dibangun cepat dan nyata. Saya baru tahu kenapa tangga di Istano Basa Pagaruyuang ini dibuat kecil, ternyata anak gadis Minang turun tangga itu kakinya dalam posisi miring, itu ada makna filosofinya. Ada sopan santun, tata krama berbudaya mengerti. Orang Jepang kalau anaknya tidak bisa matematika, bahasa Inggris, mereka tidak terlalu pusing, tapi kalau anaknya tidak bisa ngantri baru mereka pusing. Karena apa, ada moral, etika, akhlakul karimah, jadi, datang ke Istano Basa Pagaruyuang bukan hanya sekedar melihat, tapi banyak pelajaran yang bisa kita petik,” ujar UAS.
Abdul Somad melihat adanya mushola atau surau di sisi Istano Basa Pagaruyuang yang menjelaskan bahwa setiap orang Minang tidak lepas dari penghambaannya hanya kepada Allah SWT, dan mengabdi menjadi hamba Allah.
Kemudian, di sisi satunya dari bangunan dengan atap gojong itu juga berdiri rangkiang yang memberikan makna bahwa orang Minang gemar menabung, walaupun memiliki areal persawahan yang luas, tetapi hasil panennya tetap disisihkan untuk bekal di kemudian hari.
Di dalam bangunan Istano Basa Pagaruyuang ini terdapat kamar anak gadis Minang yang dapat dimaknai sebagai upaya untuk menjaga anak perempuan guna memberikan kebaikan untuk negeri.
Disebutkan, dalam agama Islam pun diajarkan untuk memperlakukan perempuan untuk kebaikan, dikarenakan perempuan adalah tiang negara, jika perempuan itu baik maka baik jugalah negara tersebut.
Di Ranah Minang banyak muncul tokoh, pemimpin dan alim ulama dilatarbelakangi lahir dari perempuan Minang yang dididik secara baik.
“Apa yang saya sampaikan hanya nol sekian persen dari kekayaan khazanah dari budaya Minangkabau, jadi datang, rasakan, lihat, perhatikan, pulang bawa oleh-oleh akhlakul karimah,” ucapnya.
Dirinya masih ingat ketika kecil ada uang logam di bagian uang itu terdapat gambar rumah gadang beratap gonjong dan runcing, dirinya mengajak para perantau Minang untuk menanamkan nilai-nilai kepribadian dan akhlak tadi ketika datang atau berkunjung ke Istano Basa Pagaruyuang.
“Tidak sah jika ke Ranah Minang jika belum singgah ke Istano Basa Pagaruyuang,” ujarnya.
Diketahui, Ustadz Abdul Somad (UAS) menyampaikan tausiyah di Masjid Nurul Amin Pagaruyuang, usai Subuh berjamaah dan kajian terbatas yang diikuti pejabat eselon 2 dan pejabat eselon 3 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. (TIA)