Teks Fhoto: Warga binaan didampingi petugas terlihat mulai mencanting motif batik yang sudah didesain sebelumnya.
Padang Panjang – Warga binaan kelas IIB Padang Panjang Kementerian Hukum dan HAM Sumbar antusias belajar membatik, (17/12/2022)
Membatik itu merupakan pelatihan kewirausahaan, Rutan Padang Panjang pada warga binaan untul menumbuhkan semangat kewirausahaan.
Dalam pelatihan kewirausahaan itu Rutan mengandeng Canting Buana Kreatif memberikan keterampilan membatik bagi 10 orang warga binaan.
Pelatihan tersebut bertujuan membekali wargabinaan agar bisa mandiri setelah menyelesaikan masa hukuman.
“Kami harap mereka kelak bisa mandiri dengan mengaplikasikan ilmu yang didapat di dalam rutan,” kata Auliya Zulfahmi Kepala Rutan kelas IIB Padang Panjang
Menurutnya, pelatihan tersebut merupakan bagian pembinaan untuk mengembalikan WB menjadi manusia yang lebih baik.
Rutan Padang Panjang ini juga sedang melakukan pejajakan kerjasama dengan sejumlah pihak untuk menggelar aneka pelatihan dan pembekalan kepada warga binaan.
Pihak rutan melakukan seleksi menentukan peserta pelatihan. Mereka dinilai berdasar perilaku, minat dan bakatnya pada bidang melukis.
“Kalau melihat animo, seluruh warga ingin ikut, namun karena kuota terbatas, maka kami lakukan seleksi,” katanya.
Fahmi juga berharap masyarakat bisa menerima dan tidak menyematkan stigma negatif kepada WB setelah mereka bebas.
“Mereka bisa produktif, bisa berkarya, bahkan membuka lapangan kerja. Mereka hanya butuh dipercaya masyarakat, dilibatkan dalam setiap kegiatan dan jangan ada diskriminasi,” tegasnya.
Fahmi mengatakan dipilihnya keterampilan membatik dalam pelatihan kewirausahaan mengingat keterampilan itu bisa dimanfaatkan setelah kembali kemasyarakat nantinya.
Ia juga mengatakan potensi warga binaan untuk menjadi wirausaha cukup besar mengingat mereka berusia produktif dan memiliki waktu mempelajari berbagai keterampilan selama menjalani pembinaan.
Warga binaan yang mengikuti pelatihan mengaku senang mendapat pelatihan membatik.
“Ini bisa menjadi bekal masa depan kami setelah keluar rutan. Tentu peluang ini dimanfaatkan sebaik-baiknya, kami belajar sungguh-sungguh sehingga bisa menguasai materi,” terang Genta.
Genta juga meminta masyarakat untuk tidak memandang sebelah mata kepada narapidana dan mantan narapidana.
“Kita bisa hidup lebih baik dari kemarin, bisa mencari uang secara halal dengan jerih payah kita sendiri. Saya akan buka usaha batik tulis setelah bebas nantj,” tandasnya.
Sementara instruktur Widdyanti yang merupakan owner canting buana menilai hasil pelatihan warga binaan, yang hanya setenggah hari tetapi hasilnya sudah bagus-bagus.
Ia yakin Rutan Padang Panjang bisa berproduksi, hal itu akan membantu keuangan warga binaa.
Sebelumnya Widdy begitu ia biasa disala mengenalkan tahapan membatik, mulai dari membuat motif, mencanting, mewarnai, melapisan dengan cairan pengingkat warna dan terakhir perebusan dan mengangin-anginkan kain yang sudah dibatik.
Warga binaan yang mengikuti keterampilan membatik terlihat puas dengan pencapaian mereka meski dalam waktu hitungan jam, bahkan mereka meminta waktunya diperpanjang.
Seperti kita tahu batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia.
Batik Indonesia dapat berkembang hingga sampai pada suatu tingkatan yang tak ada bandingannya baik dalam desain/motif maupun prosesnya.
Corak ragam batik yang mengandung penuh makna dan filosofi saat ini terus digali dari berbagai adat istiadat maupun budaya yang berkembang di Indonesia. (***)