PASAMAN BARAT, bakaba.net – Makanan ringan dengan kemasan menarik banyak dijual diwarung-warung sampai ke kampung-kampung. Tetapi makanan ringan yang dijual dengan harga terjangkau itu terkadang dapat menimbulkan petaka bagi anak-anak yang mengkomsumsinya.
Seperti baru-baru ini tiga orang balita asal Nagari Talu, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat-Sumatera Barat (Sumbar) terpaksa harus dilarikan ke RSUD setempat setelah muntah-muntah usai mengkomsumsi makanan ringan jenia wafer.
Ketiga Balita yang diketahui bernama Humaira (1), Bunga Maulida Putri (2) dan Zakira Quratu Aini (4). Ketiganya mengalami muntah-muntah setelah memakan ringan jenis wafer, sekira pukul 13.30 WIB, Jumat (20/12).
Balita itu diduga mengalami keracunan makanan usai memakan makanan ringan, sehingga harus mendapatkan perawatan intensif.
“Anak kami mengalami muntah hebat, dan ketiga nya terpaksa harus dilarikan ke Puskesmas Talu saat itu,” sebut Mellifza Yetti, orang tua dari korban Humaira dan Zakira Quratu Aini kepada awak media di RS Yarsi.
Bahkan anak korban keracunan makanan ringan Zakira Quratu Aini terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Yarsi di Simpang Empat, sedangkan sepupunya Bunga tetap dirawat di Puskesmas Talu. Namun adiknya Humaira diperbolehkan pulang karena muntah nya bisa diatasi.
Orang tua balita Mellifza Yetti menuturkan keracunan ketiga putri cantiknya itu berawal saat anaknya Zakira Quratu Aini mengambil wafer dari kamar mereka yang dibeli di salah satu swalayan yang ada di Simpang Empat Kecamatan Pasaman pada beberapa hari yang lalu.
Zakira Quratu Aini memakannya, lalu membagikan wafer yang dimakan kepada Bunga Maulida Putri dan Humaira. Sekitar satu jam usai memakan wafer tersebut, ketiganya mengalami muntah-muntah yang begitu hebat.
“Waktu dirumah sempat kami berikan obat, namun muntah nya tidak kunjung berkurang, sehingga kami pun melarikan ketiganya ke Puskesmas terdekat, akan tetapi untuk Zakira Quratu Aini harus dirujuk ke Rumah Sakit Yarsi untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut,” ulasnya.
“Saya heran, dilabel tanggal kadaluarsa, wafer tersebut masih lama hingga tahun 2020, tapi kenapa anak kami bisa muntah-muntah usai makan wafer itu,” pungkasnya. (JUP)