Tan Malaka Pengagas Republik Indonesia

Tan Malaka Pengagas Republik Indonesia

- in Headline, OPINI
0

Oleh: Feri Ilham Dani

Kemerdekaan yang berujung pada lahirnya sebuah negara adalah buah
perjuangan ribuan nama, hasil pemikiran yang benar-benar matang. Namun banyak sosok yang tidak tercatat dalam sejarah bangsa.

Nama-nama yang diabaikan dan dilupakan, disingkirkan karena konflik ideologi dan kepentingan. Salah satunya adalah Tan Malaka, pahlawan nasional yang absen dalam pelajaran sejarah kita.
Memperjuangkan kemerdekaan dengan segala daya, buah pemikiran, diasingkan dan terbunuh di medan grilya.

Tan Malaka juga menjadi salah satu tokoh penting dalam merumuskan gagasan kemerdekaan Indonesia. Sudah lama Tan Malaka berkalang tanah, Tan Malaka memiliki peranan politik terhadap perjuangan negara Indonesia.

Tan Malaka di hadapan polisi Inggris Murphy di Hongkong, 1932 seperti ditulisnya dalam buku Dari Penjara ke Penjara “Ingatlah bahwa dari alam kubur suara saya akan lebih
keras daripada diatas bumi”.

Pernyataan itu seakan nyata. Tumbangnya orde baru kita akan menjumpai banyak tulisan-tulisan Tan Malaka yang naik kepermukaan. Pemuda dan mahasiswa saat itu banyak yang tertarik dengan sosoknya, sehingga banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk mencari tau siapa sebenarnya Tan Malaka.

Tan Malaka adalah pengagas pertama Republik Indonesia. Gigih menentang kolonialisme, sebagian besar hidupnya berada didalam pengusiran dan pembuangan. Oleh karena pemikirannya Tan Malaka sering disebut sebagai bapak Republik. Gagasan-gagsannya menjadi pegangan dan pemikirannya banyak diikuti oleh tokoh-tokoh pergerakan.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa beliau merupakan salah satu orang yang berjuang dengan jalan pikirannya sendiri untuk memerdekakan Indonesia. Gagasan-gagasannya yang penuh kontroversi membuat takjub banyak kalangan muda/mahasiswa.

Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh perjuangannya lainnya, pemikiran Tan Malaka itu unik dan menarik. Yaitu pemikiran tentang negara, jauh hari Tan Malaka sudah memikirkannya sebelum
Indonesia merdeka. (***)

Leave a Reply