Batusangkar, bakaba – Sedikitnya 400 orang perantau Minang yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Satampang Baniah (IKSB) Jorong Bulan Sariak Jambak Ulu Nagari Sei Jambu sambut ldul Adha 1439 melakukan tradisi pulang basamo Senin (20/08).
Rombongan yang mengunakan tiga bus dan 40 minibus sampai di Indo Jalito Batusangkar pasa pukul 10.30 WIB dan lansung disambut Bupati Tanah Datar diwakili Drs Zulkifli Staf Bupati didampingi Sekda Hardiman dan ketua TP PKK Emi Irdinansyah Tarmizi.
Ketua pulang basamo IKBS Safrizal mengatakan perantau Bulan Sariak Jamba Ulu yang melakukan pulang basamo berasal dari seluruh nusantara seperti Kaliman, Sulawesi, Jawa, Bali, dan Sumatera.
“Sebelum menuju Batusangkar, seluruh perantau yang pulang basamo berkumpul di rumah makan Gunung Medan Dharmasraya”, ujar Safrizal.
Lebih lanjut Safrizal mengatakan warga Jorong Bulan Sariak Jambak Ulu melakukan pulang basamo akbar pada lebaran Idul Adha dan diadakan sekali tiga tahun, tahun ini merupakan periode kedua pulang basamo.
Dalam pulang basamo kali ini para perantau melakukan berbagai agenda, temu ramah antara perantau dan masyarakat yang tinggal dikampung untuk mengakomodir kebutuhan pembangunan dikampung yang bisa dirantau serta melewakan 9 orang penghulu.
Lebih lanjut Safrizal mengatakan bahwa perantau dan masyarakat di kampung bersama-sama ingin membangun kampung halaman yang jauh dipelosok dan sangat membutuhkan bimbingan dari Pemkab.
Potensi Bulan Sariak Jambak Ulu menurut Safrizal selain dalam pertanian dan peternakan juga pariwisata.
“Kami membutuhkan bimbingan dan arahan serta program-program untuk membangun Nagari”, ujarnya
Sementara Hardiman Ketua IKSB Jorong Bulan Sariak Jambak Ulu mengatakan kebiasaan merantau warga Bulan Sariak hal itu disebabkan oleh keterbatasan lahan yang lansung berbatasan dengan Gunung Merapi.
“Dahulu yang tinggal di kampung sangat banyak, tapi saat ini lebih banyak beraktifitas di rantau”, ujarnya
Emi Irdinansyah Tarmizi mengajak untuk menikmati objek2 wisata yang ada di Tanah Datar, manfaatkan waktu seminggu untuk mengunjungi objek wisata.
Drs Zulkifli staf ahli bupati mengatakan kebiasaan merantau di Tanah Datar karena minimnnya potensi dengan pertumbuhan melambat dan sangat tergantung dengan kunjungan wisatawan.
Sementara daya beli masyarakat Tanah Datar cukup tinggi, hal ini karena bantuan dari perantau, untuk itu kita sangat apresiasi perantau. (TIA)