PADANG. bakaba.net – Aksi tawuran yang libat puluhan siswa berhasil dibubarkan jajaran Kepolisian Resor Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Tawuran antar siswa yang terjadi di sejumlah lokasi di kota setempat pada Jumat siang sekitar pukul 13.45 WIB.
Aksi tawuran yang melibatkan puluhan siswa tingkat SMP dan SMA itu dilaporkan terjadi di wilayah hukum Kepolisian Sektor (Polsek) Koto Tangah dan Polsek Kuranji.
“Jadi mereka ini berpindah-pindah lokasi demi menghindari kejaran petugas, terakhir kami cegat di kawasan Simpang Anak Air Padang,” kata Kepala Kepolisian Sektor Koto Tangah AKP Afrino, di Padang, Jumat.
Ia mengatakan saat pencegatan di kawasan Simpang Anak Air itu polisi mengamankan siswa yang diduga kuat memiliki senjata tajam menyerupai parang sepanjang 75 centimeter.
Pelaku berinisial H berusia 15 tahun dan yang bersangkutan kini masih berstatus sebagai siswa di salah satu SMP di kota setempat.
“Kami mengamankan sejumlah siswa, khusus untuk senjata tajam akan diproses lebih lanjut untuk menentukan apakah perbuatannya memenuhi unsur tindak pidana,” jelasnya.
Afrino mengatakan kejadian itu berawal ketika pihaknya menerima informasi bahwa ada sekitar 20 remaja sedang berada di Jalan By Pass, hendak menuju ke SMP 26 Padang untuk melakukan penyerangan.
Gerombolan tersebut konvoi di jalan menggunakan sepeda motor sambil membawa senjata tajam, sehingga Polsek Koto Tangah di bawah pimpinan AKP Afrino mengerahkan belasan personel ke lokasi.
“Saat berada di kawasan Anak Air langsung kami cegat, pelaku mengaku hendak menyerang ke SMP 26 Padang namun berhasil kami gagalkan,” jelasnya.
Sementara itu untuk wilayah Kecamatan Kuranji, tawuran antara pelajar terjadi di kawasan Gunuang Sariak yang juga melibatkan puluhan pelajar.
Kapolsek Kuranji AKP Nasirwan mengatakan pihaknya mengamankan tiga siswa SMP dari lokasi kejadian, mereka langsung dibawa ke kantor polisi untuk diproses lebih lanjut.
“Terhadap mereka akan dilakukan pembinaan, orang tua serta pihak sekolah masing-masing akan dipanggil untuk membuat perjanjian,” jelasnya.
Selain siswa, petugas juga mengamankan enam unit sepeda motor yang ditinggalkan begitu saja oleh peserta tawuran karena mencoba kabur dari lokasi.
Dari hasil pemeriksaan polisi terhadap para pelaku, mereka mengaku hanya ikut-ikutan karena diajak oleh para senior.
“Selain itu juga ditemukan adanya motif adu gengsi antar sekolah sebagai pemicu terjadinya tawuran ini,” katanya.
Nasirwan mengimbau kepada para orang tua, pihak sekolah, serta pihak terkait lainnya agar berperan aktif untuk mencegah terjadinya aksi tawuran.
“Kami dari kepolisian juga terus memberikan pemahaman kepada para siswa saat melalui momen upacara di sekolah atau kegiatan sosialisasi,” jelasnya.
Pada bagian lain, aksi tawuran adalah salah satu yang diantisipasi polisi setiap Jumat siang karena kerap terjadi sehingga meresahkan masyarakat. (***)