Tanah Datar, bakaba.net – Sebanyak 24 KK yang terdiri dari 80 jiwa warga Nagari Koto Baru Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar yang yang mengungsi pasca penetapan Gunung Marapi naik level III atau siaga, membutuhkan logistik, selimut dan keperluan bayi.
Saat menuju lokasi pengungsian, 24 KK itu tidak membawa logistik, selimut maupun perlengkapan bayi seperti pampers dan susu.
“Kami membutuhkan selimut, logistik dan keperluan bayi,” ujar Khotimah salah seorang pengungsi yang berhasil ditemui bakaba.net.
Ia menyampaikan, baru sampai di musala Nurul Ikhlas yang dijadikan tempat untuk mengungsi, sehingga belum membawa selimut, logistik dan keperluan bayi.
Sebelum mengungsi, ia bersama suami dan anak-anak menempati pondok yang berada di kebun mereka.
Khotima bersama pengungsi lainnya sebelumnya mengolah lahan-lahan perkebunan yang berada di sekitar tower di Gunung Marapi itu.
Tetapi setelah erupsi Gunung Marapi, lahan-lahan perkebunan mereka terdampak dan menyebabkan gagal panen.
Salah seorang pengungsi menuturkan, daun-daun tanaman mereka melepuh terkena erupsi marapi.
Meski belum satu hari menempati pengunsian Dandim 0307 Tanah Datar
Letkol CZI Sutrisno,S.T M.I.P,
didampingi Forkopimca dan Satgas gabungan TNI Polri lansung meninjau lokasi pengungsian.
Dandim Sutrisno menuturkan, ia menindak lanjuti rapat koordinasi yang sudah digelar bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang digelar pagi tadi.
Dalam Rapat Koordinasi yang juga dihadiri oleh Kapolres dan Kajari Tanah Datar serta instansi terkait, dari 8 kecamatan disekeliling Gunung Marapi ada tiga kecamatan yang menjadi titik fokus dan diperkirakan akan terdampak cukup berat erupsi Gunung Marapi.
Sebelumnya Dandim 0307 Tanah Datar di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh, ia bersama Forkopimca setempat yang dihadiri para jorong dan perangkat nagari sudah membicarakan secara teknis apa yang harus dilakukan, jalur evakuasi, siapa yang perlu kita evakuasi segera sampai pada titik yang akan dimanfaatkan sebagai tempat pengungsian. (***)