PADANG, bakaba.net — untuk menciptakan pemerataan pendidikan bagi anak bangsa, maka Tim Pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) bangun kesepakatan dengan pihak sekolah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan membuat properti tari.
Hal itu dimaksudkan sebagai sumber ide penciptaan tari dengan pendekatan metode berlapis ganda.
Berangkat dari kenyataan tersebut, tim pengabdian masyarakat Jurusan Sendratasik FBS UNP Padang akan melaksanakan pengabdian masyarakat PKM berupa pelatihan pembuatan properti tari di SDN 03 dan SDN 18 Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.
Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 22 – 25 Juli 2021 ini diketuai oleh Dra. Desfiarni, M. Hum., dengan anggota Dr. Fuji Astuti, M. Hum., dan melibatkan 7 orang mahasiswa yakni Intan Fahendri, Laura Dita Lomonngga, Isra Hanifa dan Sadania Nadiroha ( instruktur tari), sementara Rian Hidayat, M.Fadillah Delzon serta Andrit Yamesa sebagai penata musik.
Ketua tim pengabdian tersebut Dra. Desfiarni, M.Hum., mengatakan, dipilihnya SDN 03 dan SDN 18 yang terletak di Jorong Harapan Tinggam karena daerah tersebut baru saja terlepas dari desa tertingal, selain itu, jumlah guru dan sarana di SD tersebut juga terbatas, sehingga pendidikan seni budaya tidak terlaksana dengan baik.
“Sebetulnya banyak potensi dan guru-guru punya semangat kemampuan untuk melakukan hal-hal seperti ini, hanya saja selama ini belum tergali dan tidak ada yang mengarahkan,” ujar Desfiarni, Senin (9/8).
Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan cara memberikan pengetahuan dan keterampilan membuat proerti sebagai teknik penciptaan tari sederhana pada guru dan siswa. Ketelibatan guru dan siswa dalam pelatihan ini agar para guru mendapatkan pengalaman strategi dalam membelajarkan tari pada peserta didik yang dibinanya.
Pelatihan tersebut disambut antusias oleh para guru-guru,dan siswa karena dalam pelatihan ini langsung diapilkasikan pada siswa, sehingga guru merasa terbantu untuk mengaplikaskan dalam proses pembelajaran tari.
Dengan memanfaatkan hasil kerajiann tangan berupa kipas dan hiasan tempurung sebagai properti tari sekaligus dapat dijadikan sebagai inspirasi melahirkan gerak tari.
Pelatihan membuahkan dua repertoar tari, yakni Tari Tempurung yang dimbing oleh Dr. Fuji Astuti, M.Hum.., bersama mahasiswa sebagai instruktur tari Tempurung, serta Tari Kipas yang dimbing oleh Dra. Desfiarni, M.Hum bersama mahasiswa sebagai instruktur tari.
Pada penutup acara kegiatan perwakilan dari guru-guru, menyatakan bahwa kegiatan keterampilan menari ini akan diagendakan dan dilaksanakan setiap hari sabtu pada kegitan pengembangan diri di sekolah.
“Para guru merasa mulai percaya diri untuk mengajarkan tari yang pada sebelumnya belum pernah terealisasikan di sekolah tersebut,” ujar anggota tim Dr. Fuji Astuti.
Ditambahkan Fuji Astuti, pada akhir pertemuan tersebut pada guru sempat juga mengatakan sangat mengharapkan kegiatan pelatihan seperti ini agar dapat dilanjutkan kedepannya (***).