Oleh Destia Sastra
Museum Istana Basa Pagaruyung menjadi salah satu pilihan utama bagi wisatawan mancanegara saat berkunjung ke meseum yang kembali didirikan setelah tiga kali terbakar. Wisatawan yang rata-rata datang dari Malaysia ingin melihat ragam koleksi sejarah yang ada di Museum tersebut
Koleksi museum itu hanya tinggal 15 persen sisa yang berhasil diselamatkan saat musibah kebakaran pada tanggal 27 Februari 2007. Meski begitu di museum itu pengunjung dalat melihat berbagai koleksi bersejarah peninggalan pra sejarah, masa Hindu, Islam dan masa penjajahan Belanda dan benda-benda tradisional Minangkabau baik koleksi benda maupun non benda.
Koleksi pedang mahkota merupakan salah satu artefak koleksi museum Istano Basa Pagaruyung dengan nomor urut 097/BCB-V/A/12/F/VII/2008 berbahan logam ini berasal dari Jorong Kapur Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Tanah Datar.
Pedang ini memiliki warna pangkal kuningan dan bilah abu-abu kehitaman ini berukuran 67 cm, tinggi dan panjang bilah/tajaman 2,7 cm, lebar tangkai/pangkal 4,6 cm. Pedang yang berasal dari periode islam ini mempunyai fungsi senjata dan perhiasan.
Pedang Mahkota ini terdiri dari dua bagian, bagian pangkal pedang terbuat dari logam kuningan yang dilengkapi batu permata warna kemerahan yang menyerupai ikat pinggang dengan fungsu penyepit bilah.
Bagian bilah yang merupakan tajaman seperti pedang yang sangat tipis(0,1 cm) dan bertuliskan huruf arab yang memenuhi kedua sisi bidang bilah. Bilah ini juga dapat dililat dengan dimasukan ujung tajam (matanya) kebagian pangkal sehingga membentuk lingkaran dan dapat dikenakan sebagai mahkota di kepala.
Artefak koleksi museum itu juga ada replika benda pusaka Istana Pagarugung. Tiga keris yang merupakan replika itu disimpan dalam lemari kaca sebelah kiri museum tepatnya berdekatan dengan anjung rajo babanding yang merupakan tempat raja beristirahat bersama permaisurinya.
Ketiga replika benda pusaka istana Pagaruyung yaitu keris tungal kilau malam yang merupakan bekal raja yang dirajakan ke Renban Sri Menanti tahun 1808, selanjutnya keris geliga tunggal malam.
Replika keris ini merupakan benda pusaka berasal dari akhir abad ke XVIII dan merupakan bekal Tuanku Abang Raja Manti Putih Larat ke rantau Kala-kala kuning Serawak.
Museum istano Basa Pagaruyung juga mempunyai koleksi keris sampono parisao pusek Ganjo Erah dan ponding . Keris sudah ada sejak abad ke XVIII ini merupakan benda pusaka istano Basa Pagaruyung rajo adat Pangian.
Koleksi lainnya yang disimpan dimuseum ini pedang berbagai ukuran yang disimpan pengelolah tidak jauh dari keris pusaka milik raja Pagaruyung. Terlihat juga tombak dan tombak trisura.
Sebagian benda koleksi museum saat ini masih dalam perawatan Balai Pelestarian Cagar Budaya, ada 93 koleksi yang berhasil diselamatkan dalam musibah kebakaran hebat awal tahun 2007 itu.
Sembilan puluh tiga benda kokeksi itu dalam waktu dekat akan dibawah kembali ke museum istano Basa Pagaruyung, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar sudah melakukan koordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya dalam mengembalikan artefak-artefak itu.
Artefak yang berhasil diselamatkan waktu kebakaran itu berasal dari periode kolonial, Eropa kolonial, Jepang, klasik, tradisional dan ada beberapa artefak yang tidak dikerahui periodenya. (***)
Referensi:
- Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar.
- Benda koleksi museum Istana Basa Pagaruyung.