Oleh Destia Sastra
Salah satu desa (minang: nagari ) di Sumatera Barat telah dinobatkan menjadi sebuah desa terindah di dunia. Gelar desa terindah ini diberikan oleh majalah Budget Travel dengan judul 16 Desa Paling Indah di Dunia pada tanggal 23 Februari 2012. Sebuah majalah pariwisata internasional terbitan New York .
Desa terindah bernama Nagari Pariangan atau disebut juga Nagari Tuo Pariangan, sebuah nagari yang terletak di Kabupaten Tanah Datar , tepat di lereng Gunung Marapi yang statusnya masih aktif.
Saat Anda datang untuk melihat desa terindah ini, Anda akan disuguhi panorama alam yang terdiri dari sawah menghijau yang akan membuat mata yang ingin melihat akan terpesona. Jalannya yang berkelok-kelok akan membuat perjalanan semakin mengasikkan.
Menurut Tambo Minangkabau, Nagari Pariangan merupakan nagari yang tertua di Sumatera Barat, karena Kebudayaan Minangkabau mulai lahir dari sini. Hal ini dapat di buktikan dengan ditemukannya berbagai macam bukti sejarah seperti: menhir, batu tigo luak, prasasti dan lainnya.
Adat istiadat, kebudayaan, dan arsitektur bangunannya yang memiliki ciri khas yang unik dan tidak di miliki oleh daerah lainnya masih tetap ada dan dipertahankan sampai saat ini. Keramahan warga di sini juga membuat wisatawan yang datang merasa nyaman dan senang.
Rumah gadang yang memiliki atap bergonjong dengan dinding yang terbuat dari anyaman rotan, berhiaskan ukiran kayu dengan berbagai motif khas minang menjadi ciri khas nagari ini.
Nagari ini terletak di lereng Gunung Marapi pada ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut. Tepatnya berada di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Kegiatan Seru yang bisa Anda dan Keluarga lakukan selama berlibur di Nagari Pariangan
Di Nagari ini terdapat sebuah masjid unik yang sudah berusia ratusan tahun. Dibangun pada abad ke-19 oleh seorang ulama besar dari tanah Minangkabau yang bernama Syekh Burhanuddin.
Masjid ini memiliki atap tidak menyerupai gonjong rumah gadang, tapi seperti atap limas segi empat bertingkat. Diyakini, arsitektur ini mengadopsi gaya arsitektur Dongson dari Negeri Tibet. Luar biasa sekali kemajuan arsitektur bangunan pada zaman itu.
Dengan keunikan bentuk atapnya, menjadikan Masjid Ishlah tampak menonjol dan menjadi perhatian utama dari bangunan-bangunan yang ada di Nagari Pariangan.
Masjid ini berukuran 16 x 24 meter yang sudah di renovasi oleh masyarakat sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1920 dan 1994.
Terdapat juga sebuah pancuran air panas yang digunakan untuk mengambil air wudhu. Ketika zaman dahulu digunakan sebagai tempat mandi niniak mamak.
Untuk wisatawan muslim, anda bisa beribadah di Masjid Ishlah ini dengan tenang dan khusuk tanpa ada suara motor dan mobil yang lewat.
Bagi anda yang suka dengan kebudayaan dan sejarah, Nagari Tuo Pariangan menyimpan sebuah kisah menarik yang bisa menjadi inspirasi bagi anda. Karena Nagari Tuo Pariangan ini di yakini sebagai nagari tertua dan cikal bakal rakyat Minangkabau.
Anda bisa menggali lagi informasi tentang kisah kebudayaan Minangkabau di Nagari Tuo Pariangan melalui cerita dari masyarakat setempat.
Jika anda melihat luasnya hamparan sawah hijau yang bertingkat-tingkat, ini menunjukkan bahwa Nagari Pariangan merupakan salah satu daerah pertanian yang subur. Hal ini karena lokasinya yang terletak di lereng gunung marapi yang masih aktif sampai saat ini.
Anda bisa berjalan di pematang sawah sambil berfoto untuk mengabadikan momen-momen liburan selama di sini. Banyak sekali spot berfoto yang bagus dan unik yang bisa anda coba.
Dengan keindahan alamnya yang hijau, udaranya yang sejuk, akan menghilangkan lelah dan stres akibat aktivitas pekerjaan setiap harinya.
Ketika anda memasuki lokasi tempat tinggal warga Pariangan, anda akan melihat Rumah Gadang bernuansa Minang. Rumah Gadang ini sudah sangat tua, hal ini bisa dibuktikan dari kayu yang digunakan.
Setelah selesai menikmati keindahan alam nagari ini, anda bisa mencoba berendam di pemandian air panas untuk menghilangkan capek dan pegal-pegal yang terasa di badan. Sumber air panas ini berasal dari Gunung Marapi, yang memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan kulit. Pemandian air panas ini berada di dekat Masjid Ishlah.
Pemandian ini diberi nama oleh masyarakat Nagari Pariangan dengan sebutan “Tapian Mandi”. Tapian Mandi digunakan untuk umum, siapapun boleh mandi di sini. Tapi, pemandian perempuan dan laki-laki dipisah untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Rangek Subarang adalah nama pemandian (Tapian Mandi) yang akan digunakan oleh wanita, sedangkan untuk laki-laki di beri nama Rangek Gaduang dan Rangek Tujuah. Pemandian ini juga dimanfaatkan oleh warga untuk mencuci.
Terdapat sebuah cagar budaya berupa sebuah sawah yang dibuat oleh Dt. Tantajo Garhano yang merupakan salah satu leluhur masyarakat Minangkabau. Sawah tersebut di beri nama Sawah Gadang Satampang Baniah. Sawah ini merupakan sawah yang pertama kali dibuat di Nagari Pariangan.
Sawah tersebut di jadikan sebagai Cagar Budaya oleh masyarakat Pariangan sebagai bentuk terima kasih dari warisan leluhur yang di tinggalkannya.
Lokasi sawah tersebut berada di ujung jalan utama nagari, siapapun boleh datang ke sana untuk melihatnya. Sudah terdapat papan nama bertuliskan “Cagar Budaya Sawah Gadang Satampang Baniah”
Dt. Tantajo Garhano merupakan seorang tokoh Adat Minangkabau di Nagari Pariangan. Makam beliau juga dijadikan sebagai situs sejarah. Memiliki panjang lebih kurang 22,5 Meter dan lebar 7 Meter.
Menurut masyarakat Pariangan, jika ada yang mengukur lebar dan panjang makam tersebut, dan mengulanginya lagi, hasil ukurannya tidak akan sama.
Makan beliau sudah diberi pagar, dan anda hanya bisa melihatnya dari luar pagar dan tidak semua orang bisa masuk ke kawasan makam ini. Lokasi makam ini kelihatan seperti taman karena sudah banyak ditumbuhi beragam pohon.
Akses jalan yang sudah bagus, di lengkapi dengan rambu-rambu petunjuk arah, ditambah dengan keramahan warga, akan memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke Desa Terindah ini.
Fasilitas wisata menjadi sarana pendukung yang dapat menghadirkan rasa senang dan gembira bagi wisatawan. Selain sarana transportasi yang sudah baik dan lengkap, fasilitas di objek wisata Nagari Pariangan juga sudah terhitung lengkap.