Mengenang Etek Amah: Ibunda Pemberdaya Perempuan Minangkabau

Mengenang Etek Amah: Ibunda Pemberdaya Perempuan Minangkabau

- in Headline, OPINI, Social
0
luzian-pratama-esaay-rahmah-elynusiyahLuzian Pratama (Mahasiswa Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang)

Sekolah itu kemudian terus berkembang di semua jenjang pendidikan, hingga pada tahun 1964, Rahmah El Yunusiyah mewujudkan universitas Islam khusus perempuan. kemudian berdiri Fakultas Tarbiyah dan Dakwah di Perguruan Tinggi Diniyyah Puteri yang diresmikan Gubernur Sumatra Barat, Harun Zein pada tahun 1967. Itulah Diniyyah Puteri dan perguruan tinggi wanita yang sekarang bernama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT).

Berkat kegigihan Rahmah El Yunusiyah, Perguruan Diniyyah Puteri telah melahirkan ribuan perempuan hebat yang berkontribusi bagi agama dan bangsa. Meski Rahmah El Yunusiyah telah bersemayam sejak Februari 1969 lalu, di sebuah makam sebelah barat Asrama Diniyyah Puteri yang didirikannya, namun sampai saat ini terus berbuat melintasi zaman untuk para perempuan. Dapat dikatakan Rahmah El Yunusiyah merupakan Ibunda pemberdaya perempuan Minangkabau.

Gagasan Rahmah El Yunusiyah Tentang Urgensi Pendidikan Bagi Perempuan

Meski zaman telah banyak mengalami perkembangan, namun tidak jarang ditemukan stereotip gender tentang tidak pentingnya pendidikan tinggi bagi perempuan. Perempuan seringkali distigmatisasi hanya melakukan pekerjaan rumah tangga, sehingga pendidikan tinggi tidak diperlukan. Juga tidak jarang seorang wanita kehilangan motivasi dan kepercayaan pada kemungkinan dan kurang menghargai pendidikan. Sesuai dengan adagium yang berlangsung di tengah masyarakat, bahwa aktivitas perempuan hanya berkisar dapur, sumur dan kasur.

Agaknya stigma itulah yang didobrak oleh Syekhah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah. Bahwa pendidikan bagi seorang perempuan menentukan seperti apa kehidupan generasi di masa mendatang. Pendidikan bagi perempuan dipandang penting karena mereka adalah sekolah pertama yang mendidik anaknya untuk menanamkan nilai-nilai moral, nilai-nilai agama dan nilai-nilai kehidupan lain. Perempuan pun dinilai memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pengetahuan komprehensif untuk melatih pola berpikir kritis yang mempengaruhi setiap keputusan dan tindakan.

Berdasarkan kondisi itu melalui Diniyyah Puteri, Rahmah El Yunusiyah memperluas misi kaum modernis untuk menyediakan fasilitas pendidikan. Disamping sekolah-sekolah yang telah ada bagi kaum laki-laki pada saat itu, Rahmah Elyunusiyah mempelopori berdirinya sekolah untuk kalangan perempuan. Sebagaimana perempuan yang dipandang mulia di dalam Islam, tak luput dari perhatian pemikiran kritis Rahmah El Yunusiyah.

Dalam pandangannya, bahwa perempuan membutuhkan model pendidikan tersendiri, terpisah dari laki-laki. Karena ajaran Islam memberikan perhatian khusus pada fitrah dan peran besar kaum perempuan. Sehingga persoalan-persoalan perempuan dapat didiskusikan secara bebas, gamblang dan kompleks. Pembauran antara laki-laki dan perempuan dalam pendidikan membatasi kesempatan perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Rahmah El Yunusiyah melalui Diniyyah Puteri memberikan perempuan pendidikan sekuler dan agama yang serupa dengan kaum laki-laki. Dilengkapi program pelatihan yang berguna bagi perempuan supaya menjadi anggota masyarakat produktif. Kiranya konsep pendidikan yang digagasnya itu dipengaruhi oleh pengalaman empiris Rahmah El Yunusiyah dalam mengenyam pendidikan.

1 2 3 4 5

Leave a Reply