Oleh Destia Sastra
Museum Istano Basa Pagaruyung yang berada di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Tanah Datar yang berjarak lima kilometer dari kota Batusangkar menyimpan berbagai benda cagar budaya maupun nilai budaya sejak awal abat masehi.
Koleksi museum istana itu saat ini sebagian besarnya hanya menampilkan replika, pasalnya kebakaran istana Basa Pagaruyung pada tahun 1804, 1966 dan 2007 lalu menghanguskan sebagian besar benda-benda bersejarah bahkan dokumen-dokumen penting.
Meski koleksi-koleksi benda museum merupakan replika tetapi kesan antik terpancar dari sejumlah koleksi museum itu
Saat ini berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar 15 persen koleksi museum istana Basa Pagaruyung saat ini masih dalam perawatan Balai Pelestarian Cagar Budaya.
Benda koleksi itu, merupakan koleksi yang berhasil diselamatkan pada musibah kebakaran pada tanggal 27 Februari tahun 2007 lalu.
Meski saat ini belum seluruh koleksi museum berada di dalam istana, tetapi pengunjung dapat menyaksikan sebagian benda koleksi yang terawat dengan baik, pada kotak-kotak kaca yang disusun lantai pertama museum itu.
Benda-benda museum itu diantaranya kapak batu kuno dilabuan Sitimbago yang berasal dari lereng Gunung Marapi Pariangan. Kapak batu kuno ini berasal dari awal Abat Masehi.
Museum istano Basa Pagaruyung juga ada koleksi bendera Lilipan (Sipasan Jantan) anggun-anggun kebesaran Istana Alam Melayu Minangkabau.
Replika Sipasan Jantan ini dikenal dalam kurun waktu XII Masehi ini juga disimpan dalam kotak kaca, kain-kain berwarna hitam, merah, biru, hijau, unggu, kotak-kotak pink dan putih, kotak-kotak hijau putih tersusun dengan rapi dalam kotak itu.
Sipasan jantan ini merupakan bendera kerajaan dikurun waktu abad ke XII ini dan dipasang pada saat upacara-upacara adat.
Koleksi museum selanjutnya replika Curiak Simudam Giri, alat-alat musik tradisional, beebagai wadah keramik Eropa pada abad 18.
Artefak porcelin warna abu-abu itu berasal Pariangan, pada bagian dasar piring terdapat cap made Holland, sementara bagian depannya ada hiasan bunga warna merah biru dan coklat.
Koleksi museum istana Pada Pagaruyung lainnya yaitu keris Geliga Tunggal Alam, kenong atau gong kecil berwarna keemasan yang dinamakan“Canang Pamanggia.
Ada juga replika benda pusaka Istana Pagaruyung yang selalu jadi bekal Tuanku Abang Raja Manti Putih Larat ke Rantau Kala-Kala Kuning Tanah Kucing Serawak pada akhir abad XVIII.
Keris asli Sampono Ganjo Erah dan Ponding Parisai Pusek, Keris Tunggal Kilau Malam juga menjadi koleksi museum.
Sementara koleksi nilai budaya yang berada di Istano Basa Pagaruyung yaitu, Saluak Deta Dandan Tak Sudah, kopiah yang diperkaya dengan ukir sulaman benang emas tikam tindik sarang Olang dari Sungayang, serta batik tanah Liek.
Kesimpulan:
Koleksi benda museum Istana Basa Pagaruyung umumnya menampilkan replika, tapi meski begitu kesan antik masih terpancar dari semua koleksi yang terawat di museum itu.
Kebakaran yang terjadi tahun 1804, 1966 dan 2007 menghanguskan sebagian besar benda koleksi museum istana Basa Pagaruyung termasuk dokumen-dokumen penting.
Lima belas persen benda koleksi museum yang berhasil diselamatkan masih dalam perawatan Balai Pelestarian Cagar Budaya.
Di dalam bangunan ini ternyata terdapat banyak sekali benda-benda bersejarah. Misalnya benda pusaka asli kerajaan, yaitu tombak, pedang dan senapan peninggalan pasukan Belanda. Kemudian ada pula beberapa koleksi arca perunggu peninggalan Kerajaan Melayu Dharmasraya dari abad 13 masehi.
Replika benda koleksi yang berada di museum Basa Pagaruyung mulai dari awal abad Masehi serta sejumlah artefak dari bahan logam, porceline serta nilai budaya berupa songket, saluak, batik tanah Liek serta benda lainnya.
Benda koleksi itu terawat sangat baik di museum istana Basa Pagaruyung yang disimpan dalam kotak-kotak kaca, sehingga pengunjung dapat melihat koleksi-koleksi itu.
Sumber:
- Benda koleksi museum Istana Basa Pagaruyung.
- Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar.
- Study literasi