SOLOK, bakaba.net –– Media Sosial sering digunakan ditengah Era Digital sebagai sarana untuk mengekspresikan uneg-uneg pengunanya, rambu-rambu kode etik acap kali diterobos sehingga apa yang dipublikasikan menjadi bumerang.
Padahal etika bermedia sosial menjadi sebuah keniscayaan bagi pengguna media, terutama dalam mengekspresikan kegundahan.
Memang Era digital menawarkan ruang seluas-luasnya untuk berekspresi dan berkomentar bagi siapa saja tanpa memandang batasan. Dengan kata lain era digital adalah eranya untuk berekspresi.
Hal itu tidak dapat dihindarkan, karena dalam kehidupan sekarang, era digital sesungguhnya adalah ladang dan sekalis etalase bagi semua sektor di masa sekarang karena dunia digital menyediakan apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan orang banyak.
Alhasil, dunia digital adalah dunia yang menawarkan banyak keuntungan dan peluang, namun di sisi lain dunia digital juga adalah hewan buas yang siap memangsa kalau penggunanya lengah dan berbuat kesalahan.
Hal ini tentu sangat perlu dikaji terutama dalam dunia pendidikan, karena siswa dan tenaga pendidik adalah kelompok yang paling potensial menggunakan dunia digital.
Kesalahan memasuki dunia digital tanpa saringan dan bimbingan akan berakibat fatal, namun jika memasuki era digital dengan kepintaran dan kecerdasan maka peluang juga terbuka lebar.
Setidaknya begitulah yang tergambar dalam Webinar Gerakan Literasi Digital 2021 Kota Solok, Jumat (30/7) pagi.
Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual itu menggunakan aplikasi zoom, dan berlangsung dari pukul 09.00-12.00 WIB.
Kegiatan ini diikuti oleh 709 peserta, yang berasal dari pelajar, guru, ASN dan mahasiswa yang tidak hanya berasal dari Kota Solok tetapi Sumatera Barat, serta dari sejumlah daerah di Indonesia.
Webinar kali ini mengambil tema “Literasi Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik di Era Digital” dan mendapat sambutan yang menggembirakan dari peserta yang rata-rata pemerhati, dan praktisi pendidikan, pemerhati budaya, serta ASN setempat.
Adapun yang tampil sebagai pembicara adalah: Rizki Hesnanda,S.Kom, M.Kom (Lecture dan Programer), Dr. Ir.Soni Trison, S.Hut, M.Si (Akademi IPB), Mohamad Hafrison, M.Pd (Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang), Mulyadi, M.Pd. (Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat dan Juara 1 Pengawas Berprestasi Nasional 2019).
Moderator dalam iven kali ini adalah Nur Ahmad, selain itu juga ada Key Opinion Leader @ranityanurlita (Penggiat Lingkungan).
Kegiatan yang dihelat oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia bekerjasama dengan PT PCI ini mengusung empat tema besar yakni; (1) Budaya Bermedia Digital; (2) Aman Bermedia Digital; (3) Etik Bermedia Digital; dan (4) Cakap Bermedia Digital yang dilaksanakan di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota sampai akhir tahun ini.
Salah seorang peserta, Devitha Yelsa mengatakan kegiatan ini sangatbermanfaat karena banyak ilmu dan pengetahuan baru yang diperoleh terutama tentang hal-hal yang terkait dengan dunia digital.
Sementara itu, perserta lain Pramudya bertanya kepada narasumber Rizki Hesnanda tentang bagaimana agar orang tidak bisa tertipu oleh konten- konten artifisial yang ada di sosial media?
Peserta, Sri Wulandari Martinus dari UNP bertanya kepada narasumber Soni Trison tentang bagaimana stratetegi dalam membangun kesadaran masyarakat untuk bijak dalam menggunakan teknologi digital?
Peserta lain Muhammad Resta Desta dari (ITB) kepada narasumber Mohammad Hafrison tentang bagaimana membangun mindset masyrakat untuk melihat hal-hal positif sebagai sesuatu yang positif dan memiliki manfaat serta jauh dari hoaks?
Sementara itu, peserta atas nama Ria Haryani kepada narasumber Mulyadi tentang bagaimana cara kita mendeteksi URL yang diduga adalah Hoax dan kita dapat memberikan informasinya kepada orang lain!
Kegiatan Webinar Literasi Digital untuk Sumatera Barat berikutnya akan akan kembali dihelat oleh Kota Payakumbuh Senin (2/8), 14.00-17.00 WIB.
Setiap peserta yang mendaftar dan mengikuti webinar ini akan mendapatkan fasilitas berupa E- sertifikat dari Kominfo dan Voucher E-Money (***).