Oleh Destia Sastra
Tanah Datar atau yang lebih dikenal dengan Luhak Nan Tuo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Daerah yang menjadi pusat kebudayaan Minangkabau ini banyak menawarkan destinasi yang tak ada habisnya untuk dieksplorasi. Di antaranya adalah Gunung Marapi, salah satu puncak gunung tertinggi di Sumatera Barat.
Sumatera Barat adalah jendela para travel fotografer untuk mengabadikan esensi dari sebuah perjalanan. Salah satunya adalah Gunung Marapi berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut.
Gunung ini terletak di Nagari Koto Baru, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Memakan waktu tempuh lebih kurang dua jam perjalanan darat dari Kota Padang menuju Desa Koto baru.
Tak hanya lanskap yang mampu ditawarkan oleh dataran tinggi berhawa sejuk ini. Beberapa aktivitas warga lokal serta bangunan tradisional yang letaknya tak jauh dari pintu pendakian juga menjadi alasan kenapa Gunung Marapi harus dikunjungi jika bertandang ke Sumatera Barat.
Gunung api yang masih aktif ini berseberangan dengan Gunung Singgalang dan Gunung Tandikat. Hanya jalan raya Padang-Bukittinggi-lah yang memisahkan kaki ketiga gunung ini. Di sini terdapat pula Desa Pandai Sikek. Pamor desa ini tentu tak perlu diragukan lagi sebagai salah satu desa yang sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai penenun, pengrajin ukiran, dan juga sebagai petani.
Salah satu akvifitas penduduk yang bisa diabadikan sebelum mendaki gunung adalah pembuatan gula tradisional menggunakan kerbau. Letaknya tak persis di kaki Gunung Marapi, melainkan di kaki Gunung Singgalang, namun dengan ojek kita bisa menjangkaunya dengan mudah.
Selepas bersantai di kaki Gunung Marapi, sekarang waktunya beranjak mendaki menuju puncaknya. Ada beberapa jalur pendakian tersedia untuk mencapai puncak Gunung Marapi.
Namun yang paling lazim adalah jalur pendakian dari Desa Koto Baru. Untuk setiap pendakian, para pengunjung akan dikenakan tarif masuk sebesar Rp 5.000,- yang dibayarkan di pos pendaftaran.
Dari pos pendaftaran, perjalanan dilanjutkan menuju Pos Pemantau yang sekaligus menjadi pintu rimba. Lama perjalanan menuju tempat mendirikan tenda di Kamp Cadas berkisar antara lima hingga enam jam berjalan kaki. Kamp Cadas ini digunakan para pendaki untuk mendirikan tenda.
Bagi para fotografer tempat ini adalah tempat yang paling ideal untuk mengabadikan panorama senja nan indah. Saat senja dengan cuaca cerah, kamp ini berada di atas awan sehingga kita bisa dengan leluasa mengabadikan matahari tenggelam dengan latar Gunung Singgalang, Gunung Tandikat, dan Gunung Talamau.
Tak jauh dari Kamp Cadas, terdapat sumber mata air di Pos Pintu Angin. Oleh karena itu, tempat ini merupakan tempat yang paling ideal untuk mendirikan tenda. Selain itu, kita bisa berlindung di balik pepohonan untuk menghindari angin yang bertiup kencang.
Perjalanan dari kamp Cadas menuju puncak Gunung Marapi idealnya dilakukan pukul lima pagi. Jarak tempuh hingga mencapai puncak berkisar antara setengah hingga satu jam perjalanan. Matahari terbit akan sangat elok terlihat dari Puncak Merpati, nama dari titik tertinggi Gunung Marapi.
Dari Puncak Merpati, bisa dilihat hamparan jalur pegunungan Bukit Barisan. Mengabadikan siluet para pendaki dengan latar Gunung Singgalang, tentu akan menambah variasi foto.
Halimun tipis menutupi barisan pegunungan yang memanjang membelah Pulau Sumatra juga layak untuk dibingkai menjadi foto lanskap nan memesona.
Jika cuaca cerah, puncak Gunung Kerinci bisa terlihat jelas dari puncak ini. Salah satu yang menarik untuk dicoba adalah mengeksplorasi Gunung Marapi dengan berjalan menuruni lereng bagian timur gunung ini.
Bunga abadi nan menawan masih banyak tumbuh di tempat ini. Namun, yang paling penting untuk diingat adalah jangan pernah memetik bunga ini.
Perjalanan turun akan sangat menarik. Saat pagi beranjak, gumpalan awan yang menyelimuti kaki gunung sudah berpindah. Yang tersisa dari pengamatan di ketinggian adalah hamparan perkebunan penduduk yang sangat luas dengan latar Gunung Singgalang. Tentunya ini akan menambah kesempatan kita untuk menghasilakn foto menarik.
Namun kembali lagi, meskipun dalam rangka berwisata dan berburu foto satu hal yang tak boleh kita abaikan adalah keselamatan diri. Jangan sampai kegiatan pendakian malah menciderai kita.