Gerakan Sumatra Volunter, Husen Ajak Siswa SD Perangi Sampah Plastik

Gerakan Sumatra Volunter, Husen Ajak Siswa SD Perangi Sampah Plastik

- in Headline, News, TANAH DATAR
0

bakaba.net, Batusangkar – Sangat menggelitik ketika saya membaca tentang plastik dan bahaya kantong plastik bagi lingkungan maupun kesehatan. Padahal sampah plastik itu sendiri berasal dari pola hidup manusia yang ingin serba praktis.

Kita tahu kantong plastik yang menjadi isu super seksi itu mulai dari proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang tinggi.

Hal itu berkontribusi terhadap perubahan iklim karena kondisi bumi semakin memanas. Sumber material kantong plastik yang terbuat dari minyak bumi, yang merupakan sumber daya alam tak terbarukan.

Pengunaan kantong plastik mengakibatkan pencemaran lingkungan di negara-negara berkembang karena limbah pabriknya dibuang ke sungai dan pembakaran gas metana mengakibatkan emisi karbon ke udara.

Berbicara mengenai limbah plastik tidak akan pernah habisnya tetapi apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak plastik itu sendiri.

Kali ini bakaba.net akan mengajak para pembaca setia bakaba mengenali sosok pemuda kreatif yang konsentrasi dalam mengurangi pengunaan plastik untuk dirinya beserta lingkungan tempat tinggalnya.

Pemuda itu yang biasa saya panggil Husen dan sudah sejak 5 tahun lalu mengkampanyekan bahaya sampah plastik.

Husen dengan Yayasan Sumatera Volunternya tidak hanya berkonsentrasi dalam mengajar bahasa Inggris praktis khususnya untuk anak-anak, tetapi dirinya juga secara berlahan memberikan pemahaman bahaya sampah plastik itu sendiri.

“Kita mengajak anak-anak memunggut sampah-sampah plastik dan membuangnya pada tong sampah ramah lingkungan yang juga diproduksi bersama anak-anak,” ujar Husen pendiri Sumatera Volunter.

Anak-anak dibawah asuhan Sumatera Volunter diberi pemahaman, sampah plastik memicu perubahan iklim, mencemari lingkungan, berbahaya bagi manusia dan terurainya juga membutuhkan waktu yang lama.

Sehingga anak-anak terlihat sangat senang bila diajak membersihkan dan memunggut sampah plastik karena mereka sudah memahami bahaya sampah kantong plastik.

Husen disamping memberikan pendidikan tentang bahaya sampah plastik terhadap anak-anak, dirinya juga melakukan pembinaan terhadap pengrajin tikar pandan agar membuat berbagai kebutuhan rumah tangga dengan bahan pandan itu.

Selama ini pengrajin tikar pandan hanya memproduksi tikar, tetapi saat ini sudah memproduksi kota pensil, tas untuk belanja kepasar, kotak tisu serta berbagai pernak pernik peralatan rumah tangga.

“Pengembangan tikar pandan menjadi berbagai kebutuhan rumah tangga itu, selain dapat mengurangi dampak sampah plastik juga meningkatkan nilai estetika dan perekonomian pengrajin,” terang Husen.

Barang-barang berbahan daun pandan yang diproduksi sesuai kebutuhan generasi millenia ini banyak yang menyukainya.

Sumatra Volunter juga mengedukasi warga untuk mengunakan sedotan dan peralatan makan non plastik, tetapi memanfaatkan bahan yang sudah disediakan alam, seperti sedotan dari bambu dan gelas berbahan batok kelapa dan bambu.

“Sedotan bisa digunakan berulang, tentunya dapat mengurangi sampah plastik,” kata husen

Untuk itu  Husen bersama kelompoknya terus menyosialisikan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik. (TIA)

Leave a Reply