TANAH DATAR, bakaba.net –— Untuk menghadapi berbagai tantangan, Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul sangat diperlukan.
Hal itu dapat terwujud bila generasi muda menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, kreativitas dan inovasi. SDM yang unggul adalah SDM penentu kemajuan Indonesia.
Generasi yang unggul tidak hanya profesional dan berdaya saing, tetapi memiliki kepribadian sebagai bangsa Indonesia yang berbudaya tinggi.
Dan Tanah Datar yang diyakinin sebagai daerah tertua didukung olej masyarakatnya yang ramah, sopan santun, toleran, religius, dan bergotong royong.
Pembentukan SDM berkarakter dan tangguh itu harus didukung pendidikan yang diarahkan membentuk SDM berakhlak mulia, berbudaya, toleran, bergotong royong, cinta Tanah Air, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi memang sudah dari dulu tertanam di dada orang Minangkabau tidak terkecuali Tanah Datar.
Untuk itu generasi Tanah Datar yang berbudaya harus mampu menjadi generasi kuat ditenggah gempuran teknologi.
Generasi muda dengan kepribadian yang kuat sekaligus sikap yang santun, salah satunya attitude terkait maraknya hoaks yang tersebar lewat berbagai media sosial.
Seiring kemajuan teknologi, dunia digital menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, akibat berbagai informasi dan kabar beredar di jagad maya.
Permasalahan baru muncul ketika kabar yang disebar tersebut ternyata tidak tepat atau tidak seperti yang disiarkan tersebut. Permasalahan muncul ketika kabar beredar sudah sempat dipercayai kebenarannya oleh sekelompok orang.
Bahkan yang lebih parah lagi ada pula sekelompok orang yang memang dipersiapkan oleh kelompok tertentu berkerja khusus sebagai penyebar kabar bohong atau yang lebih dikenal dengan istilah hoaks tersebut.
Keberadaan hoaks tersebut saat ini sudah cukup meresahkan di tengah masyarakat, informasi yang diragukan kevalidannya beredar dengan gampang sehingga seringkali menimgulkan keresahan bahkan menjurus kepada perpecahan,
Begitulah setidaknya yang tergambar dalam Webinar Gerakan Literasi Digital 2021 Kabupaten Tanah Datar, Kamis (5/8) lalu.
Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual itu menggunakan aplikasi zoom, dan berlangsung dari pukul 14.00-12.00 WIB.
Kegiatan ini diikuti oleh 630 peserta, yang berasal dari pelajar, guru, ASN dan mahasiswa yang tidak hanya berasal dari Tanah Datar tetapi Sumatera Barat, serta dari sejumlah daerah di Indonesia.
Webinar kali ini mengambil tema “Bersama Lawan Kabar Bohong (Hoaks)” dan mendapat sambutan yang menggembirakan dari peserta yang rata-rata pemerhati, dan praktisi pendidikan, pemerhati budaya, serta ASN setempat.
Adapun yang tampil sebagai pembicara adalah: Sandi Kartasasmita, M.Psi (Psikolog Klinis, Psikoterapis, Staff Pengajar F.Psi Universitas Tarumanagara), Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom (Akademisi dan Pengiat Literasi Digital), Roni Efendi, S.H.I., M.H (Dosen Hukum PidanaIAIN Batusangkar), dan Riswandi, S.Pd., M.Pd (Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar).
Moderator dalam iven kali ini adalah Ayu Amelia, serta Key Opinion Leader@fithriw.
Kegiatan yang dihelat oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia bekerjasama dengan PT PCI ini mengusung empat tema besar yakni; (1) Budaya Bermedia Digital; (2) Aman Bermedia Digital; (3) Etik Bermedia Digital; dan (4) Cakap Bermedia Digital yang dilaksanakan di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota sampai akhir tahun ini.
Pada sesi tanya-jawab, perserta Sri Hasanah bertanya kepada narasumber Sandi Kartasasmita tentang bagaimana caranya agar tidak menerima berita terkait hoak.
Selanjutnya peserta atas nama Cahya Khairani bertanya kepada narasumber Dionni Ditya tentang post truth, dimana jika seseorang menyebarkan suatu berita bohong yang kemudia diteruskan hingga berulang kali maka kebohongan itu dapat menjadi kebenaran., bagaimana pandangan ibu terkait fenomena ini?
Peserta lainnya, Hamidi Ramadhana bertanya kepada narasumber Roni Efendi tentang UU ITE bisa menjerat seseorang saat memberikan info yang benar dan tidak menyudutkan suatu instansi/pemerintah?
Sedangkan peserta atas nama Mastuti menanyakan kepada narasumber Riswandi, tentang bagaimana cara atau langkah-langkah yang kita lakukan untuk melawan berita yang hoax itu.
Setiap peserta yang mendaftar dan mengikuti webinar ini akan mendapatkan fasilitas berupa E- sertifikat dari Kominfo dan Voucher E-Money (***).