PADANG, bakaba.net – Seorang relawan harus memperhatikan alat safety atau alat pelindung diri.
“Alat safety perlengkapan yang di pakai untuk mengurangi resiko bahaya, cidera, luka, kecelakaan dalam melakukan kegiatan dalam suatu tugas pekerjaan,” ujar Fajar Kusuma, S. Pd. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumbar.
Fajar Kesuma melanjutkan menjadi relawan bencana seperti gunung berapi, bencana alam merupakan pekerjaan mulia.
Hal itu sambungnya resiko menjadi relawan bahaya yang mengancam diri para petugas sangatlah besar.
Untuk itu kata Fajar sangat penting memperhatikan alat safety atau alat keselamatan dalam melakukan tugas itu, agar dapat mengurangi resiko bahaya yang ditimbulkan ketika melakukan tugas penyelamatan.
Berbicara mengenai sukarelawan atau kerja yang dilakukan secara sukarela pada aktivitas memberikan layanan tanpa mencari keuntungan finansial untuk menguntungkan orang lain, kelompok atau organisasi.
Hal itu disampaikan Fajar Kesuma dalam kegiatan pelatihan relawan dan aparatur penanggulangan bencana angkatan II Sumatera Barat, di Grand Rocky Hotel Selasa (09/08/2022).
Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan Prinsip kerja menjadi relawan yaitu cepat, tepat, prioritas, koordinasi, berdaya guna, berhasil guna, transparansi, akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan, non-diskriminasi, tidak menyebarkan agama, kesetaraan gender, dan menghormati kearifan lokal.
Sementara peran relawan saat pra bencana sebut Fajar, simulasi, pemberian pelatihan, penyuluhan, penyebaran informasi, terlibat dikegiatan mitigasi dan lainnya.
Saat bencana relawan akan berperan didapur umum, pengelolahan logistik, pertolongan pertama, SAR dan evakuasi, kaji cepat, pengelolahan posko, komunikasi.
Paska bencana yang perlu dilakukan yaitu kajian paska bencana, terlihat dikegiatan rekontruksi dan rehabilitasi ekononi
Transparansi menjadi hal yang tidak boleh ditawar-tawar oleh seorang relawan.
“Kita relawan, tidak bawa uang, tapi saat terjadi bencana kita akan ketemu dengan bantuan, kelolah bntuan itu dengan bersih dan jelas, jangan sampai mnumpang biduak ke hilir,” tekan Fajar.
Disamping itu sosok yang berjibaku dalam tragedi Padang 2009 ini mengatakan kemitraan penting dalam membentuk relawan.
Ia mengatakan sangat penting mengandeng seluruh stake holder dalam membentuk relawan.
Kata Fajar, saat terjadi bencana, relawan jangan membayangkan alat yang wah, tetapi seorang relawan harus bisa memanfaatkan semua semua peralatan yang ada.
Seperti membuat tandu mengunakan kain sarung, membangun tenda dengan terpal dan tetap bisa memasak nasi tanpa peralatan masak.
Ia juga menyampaian empat kelompok rentan bencana, anak-anak, ibu hamil, orang tua, disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa. (***)