Batusangkar, bakaba – kita sering membaca kisah-kisah inspiratif penyandang disabilitas yang berhasil mengukir prestasi di berbagai bidang, mereka orang-orang tangguh yang tidak menyerah dengan keadaan, bahkan belajar dan terus belajar lebih giat untuk pencapaian terbaik bahkan melampui orang yang terlahir normal.
Salah satunya Daffa yang baru berusia 6 Tahun meraih tahfizh terfavorit dalam wisuda tahfizh rumah tahfizh Al Qur’an fisabilillah (RTAF) Batusangkar Angkatan ke 3 riwayat juz 1 – 6, dengan tema menyiapkan generasi gurani, menyosong masa depan gemilang.
Dari 52 peserta wisuda, Daffa penderita disabilitas atau terlahir dengan mata tidak bisa melihat Pilihan juri tahfizh terfavorit dengan hapalan 5 Juz. Tidak bisa melihat tentu menjadi penghalang khususnya bagi orang-orang yang menghafal Al Qur’an. Tetapi tidak demikian dengan sosok Daffa yang tetap ceria dan terus belajar keras ditengah-tenggah kekurangannya.
Bahkan kemaren, saat Daffa kecil diminta naik ke atas panggung wisuda, karenanya dirinya terpilih menjadi tahfish terfavorit pilihan dewan juri, Daffa lansung menyapa Irdinansyah Tarmizi yang merupakan orang nomor satu di Kabupaten Tanah Datar.
Selanjutnya dengan akrabnya Daffa menanyakan apakah kaki Bupati Irdinsyah Tarmizi sudah sembuh dan kenapa kaki sang bupati bisa sakit.
sebelum wisuda tahfizh dimulai Daffa kecil yang terlahir tunanetra ini menghibur bupati Irdinansyah dan rombongan dengan cerita si Malin Kundang.
Terpilihnya Daffa sebagai tahfizh terfavorit sebenarnya dapat memberikan kontribusi untuk membangun kepercayaan para penyandang disabilitas khususnya di Tanah Datar, supaya terus mengembangakan karyanya sesuai talentanya masing-masing lewat kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Memiliki keterbatasan bukanlah penghalang karena semua adalah sama, sehat jiwa dan raganya.
Daffa seperti menyampaikan pesan kepada semua penyandang disabilitas, bahwa memiliki kekurangan fisik, bukan berarti menjadi penghalang untuk bisa berprestasi.
Bagi para orangtua yang memiliki anak disabilitas, jangan disembunyikan. Namun harus bisa memberikan perhatian khusus agar anak tersebut bisa menyetarakan dirinya dengan orang-orang normal. Karena keterbatasan bukan halangan untuk menggapai impian. (Destia Sastra)