PADANG, bakaba.net – Ir. H. Arkadius Datuak Intan Bano mengatakan Allah menciptakan Sumatera Barat saat tersenyum, dengan menganugerahkan alam yang indah, callernya unik dan sumber daya alam yang melimpah.
Meski dianugerahi alam yang indah dan tanah yang subur sambung anggota DPRF Sumbar ini, harus diakui bahwa Sumbar merupakan etalase bencana yang membutuhkan kawasan, kesiagaan, dan kewaspadaan.
Untuk meningkatkan kapasitas membangun budaya kerja, siaga, antisipatif dalam menghujudkan Sumbar tanguh bencana, Arkadius mengalokasikan anggaran melalui Pokir (pokok-pokok pikiran).
Pelatihan aparatur dan relawan PB digelar Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Sumbar di Rocky Hotel selama tiga hari, Selasa – Kamis (09 – 11/08/2022).
Arkadius melanjutkan berbagai bencana alam mengintai Sumbar, bahkan pakar gempa memprediksi daerah itu akan dilanda bencana alam gempa yang cukup besar, begitu juga tsunami.
Provinsi Sumatra Barat berada di antara pertemuan dua lempeng benua besar (lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia) dan patahan (sesar) Semangko. Di dekat pertemuan lempeng terdapat patahan Mentawai. Ketiganya merupakan daerah seismik aktif.
Dampaknya Sumbar sangat rentan bencana alam, begitu juga dengan topografinya dengan kemiringan 40% mengakibatkan sering terjadi bencana longsor dan ada dua gunung merapi yang masih aktif.
“Cukup banyak sumber bencana di Sumbar termasuk di Tanah Datar seperti banjir bandang di Lintau, Malalo dan daerah lainnya.
Arkadius melanjutkan, perlu disiapkan peningkatan aparatur dan relawan PB dalam mengantisipasi dan mengurangi resiko bencana.
“Permasalahan becana harus dilakukan bersama forum-forum yang ada sehingga paska bencana lebih cepat pulih,” sampainya.
Relawan bencana perlu bersinergi, sehingga bisa mngurangi resiko bencana.
Sementara ketua pelaksana pelatihan aparatur dan relawsn BP Fajar Sukma mengatakan topografis Sumatera Barat rawan terjadi bencana.
Fajar Sukma selanjutnya mengatakan seperti yang di sampaikn presiden,
harus mnciptakan budaya kerja dan
mengurangi resiko bencana dan mningkatkan kapasitas.
Kegiatan pelatihan aparatur dan relawan PB kata Fajar untuk mningkatkan koordinasi BPBD Provinsi Sumbar dan BPBD Tanah Datar.
Kegiatan itu diikuti 90 orang yang berasal dari Forum Relawan Penanggulangan Bencana, FKM, kalangan pers, tokoh masyarakat Menwa dan calon Relawan. (***)