Santri Si-Anak Siak Itu Mandiri

Santri Si-Anak Siak Itu Mandiri

- in Headline, OPINI
0

Oleh Firdaus al Muqaddas, MH
Ketua yayasan sepakat maju insan kamil Batusangkar Sumbar

Peringatan hari santri nasional yang dirayakan melalui upacara diberbagai kampus Islam dan tentunya di pesantren itu sendiri. Tanggal 22 Oktober merupakan pengakuan negara terhadap entitas dan model pendidikan yang sangat berhasil menanamkan fondasi yang tegas dalam menghadapi gempuran modernitas.

Bagi anak siak atau santri itulah istilah bagi anak pondok ini. Modernitas adalah sebuah yang sudah sejak awal sangat disadarinya.

Seiring berjalan waktu, kemajuan kemajuan sains dan teknologi, pasti akan niscaya perlunya dasar ilmu keagamaan yang kuat agar tidak mudah larut, tergerus dan dicengkeram oleh debu modernitas dengan segala dampak buruknya.

Santri si anak siak ini sudah terbukti nyata bahwa lulusan pesantren itu mewarna negara Indonesia ini. Santri ikut aktif dalam peran-peran strategis di belantara perpolitikan di Tanah Air, apakah itu lembaga legislative, eksekutif dan yudiatif.

Jabatan itu didapatkan tentu dengan pendidikan formal tidak semata anak surau ini bisa mendapatkan jabatan strategis di negeri ini karena tamat pesantren. Tapi modal awal dari santri ini sudah ada bekal yang cukup untuk mengayuh kehidupan berbangsa ini.

Santri itu tidak akan pernah selesai akan terus melekat pada dirinya, apalagi jika berhadapan Buya atau Kiyainya yang dulu mengajar dan mendidik dirinya. Santri tetap akan melekad walaupun dia sudah menajdi pimpinan pondok, sudah menjabat pada jabatan strategis tapi dirinya tetap akan menjadi anak siak.

Santri itu terlihat dari dirinya kemandirian sehingga para santri itu tidak tergantung kepada orang lain. Pendapat yang dikemukan oleh Prof M Zilal Hamzah yang dikutip oleh Dr.Ismail Novel dan saya menjadikan acuan kemandirian pondok pesantren dalam bidang ekonomi.

Dipesantren itu setidaknya ada empat macam pengembangan ekonomi yang dapat dilakukan. Pertama: pengembangan ekonomi yang berpusat pada pendiri(Buya, Kiyai atau Pembina) yang memiliki usaha dengan melibatkan santri dalam usahanya.

Kedua pengembangan ekonomi yang berpusat pada institusi yakni pesantren itu sendiri dengan membangun unit-unit usaha atau bisnisnya.

ketiga: pengembangan ekonomi yang berpusat pada santri (santri yang interpreneur). Ke-empat pengembangan ekonomi yang berpusat pada alumni dalam bentuk kerja sama.

Dengan langkah ini bisa pesantren itu mandiri secara ekonomi, dengan adanya seperti ini akan banyak lahir anak anak siak yang lebih mandiri dari segi belajarya dari segi kehidupannya karena pesantren tempat mereka itu sudah mandiri secara ekonomi. Semoga pesantren bisa mengembangkan dirinya menjadi pondok yang mandiri secara ekonomi, pendidikan dan lain lainya.

Semoga kita selalu menjadi santri yang selalu menjaga budi pekerti, selalu lah menjadi santri agar hormat pada guru, tetaplah menjadi santri untuk membangun negeri, tetaplah menjadi santri peduli akan ekonomi, tetap menjadi santri agar takut pada ilahi, selalulah menjadi santri agar bermanfaat bagi ibu pertiwi. Selamat hari santri. (***)

Leave a Reply