BUDAYA, JATI DiRI YANG HARUS Di JAGA AGAR TAK TERGERUS WAKTU

BUDAYA, JATI DiRI YANG HARUS Di JAGA AGAR TAK TERGERUS WAKTU

- in BUDAYA, Headline
0

Oleh Destia Sastra

Budaya merupakan jati diri bangsa yang harus di jaga agar tidak tergerus oleh waktu dan hilang ditelan zaman. Sebagai jati diri, budaya mampu menjadi sebuah kekuatan dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang berasal dari dalam maupun luar. Untuk itu diperlukan pemahaman budaya yang baik, agar dapat menjadi benteng yang kuat terhadap prilaku moderisasi yang cendrung merusak.

Berbicara mengenai budaya, suku Minangkabau salah satu suku yang ada di Indonesia memiliki keragamam budaya yang unik. Sebut saja tari Mulo Pado, tari asli Minang tersebut menceritakan perjalanan nenek moyang orang Minangkabau yang menuruni Gunung Merapi untuk mencari tempat pemungkiman yang baru pada lembah-lembah yang berada di kaki gunung tersebut. Setiap gerakan dalam tari tersebut memiliki makna dan filosofi yang berbeda, tetapi berkaitan erat dengan adat dan kebiasaan masyarakat setempat.

Selanjutnya budaya Minangkabau terutama seni yang terkenal itu diantaranya tari piriang, tari payuang, randai, dendang saluang, sementara olahraga yang cukup terkenal berdasarkan budaya Minang yaitu Silek, sedangkan atraksi budaya yang sudah go internasional yaitu pacu jawi.

Untuk menjaga kelestarian budaya Minangkabau maka sangat diperlukan proses transferlisasi budaya kepada generasi muda, agar generasi muda memahami dan mengetahui budaya sendiri sehingga timbul kecintaan untuk melestarikannya.

Proses transferisasi budaya itu sendiri melalui proses pewarisan baik secara vertikal maupun harizontal
Dalam proses pewarisan budaya Minangkabau, Agus Tri Mulyono seorang budayawan berdarah Jawa terjun lansung membina komunitas seni Lakon Gerak Minang yang di gawangi anak-anak muda kreatif kota budaya.

Menurutnya pewarisan budaya bertujuan untuk mengembangkan, mengkaji, mengupas, memeriksa dan menyempurnakan bila dinilai tidak sesuai lagi dengan kondisi zaman sekarang. Sementara sarana dan media pewarisan budaya yang digunakan yaitu keluarga, masyarakat, media masa dan sekolah.

Sementara dalam pelestarian budaya itu sendiri dilakukan dalam dua bentuk yaitu melalui culture experince merupakan pelestarian budaya terjun lansung untuk mempelajarinya baik itu seni tari, musik ataupun atraksi budaya lainnya. Selanjutnya pelestarian dengan culture knowledg yaitu pelestarian budaya dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsikan untuk berbagai keperluan.

Pelestarian budaya melalui culture knowledg bertujuan mengedukasi ataupun pengembangan kebudayaan itu sendiri serta dapat menjadi potensi pariwisata daerah.
Dalam pelestarian budaya Minangkabau Komunitas seni Lakon Gerak Minang mengunakan kedua bentuk yaitu culture experince dan culture knowledge.

Khusus untuk culture experince anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas lansung mengajar generasi muda khususnya dalam bidang seni dan musik serta bidang lainnya. Mereka tidak hanya melatih dilokasi sanggar, tetapi juga mendatangi sekolah-sekolah. Hal ini sebagai salah satu cara untuk menularkan rasa cinta budaya tradisi kepada generasi muda.

Saat ini Komunitas Seni Lakon Gerak Minang sedang fokus dalam pelestarian tari, musik, randai, stand up comedy, debus, teater, fhotography, modelling, silek, flem/tv acting, melukis/sketsa, modren dance dan desain komunikasi visual.

Beragamnya pilihan budaya yang dikembangkan, agar generasi muda yang ingin belajar budaya dapat memilih sesuai dengan yang mereka sukai. Dalam pengembangan budaya di tengah-tengah masyarakat khususnya generasi muda, lansung di tangani oleh tenaga-tenaga profesional lulusan SI dan S2 pada bidang yang dikembangkan.

Pengembangan budaya dengan culture knowledg, di pusat komunitas seni lakon gerak minang sedang di desain sebuah ruangan yang nantinya akan menjadi galeri dan pusat informasi. Dalam galeri tersebut selain memajang alat-alat musik tradisional juga akan membuat tentang sejarah budaya Minangkabau, serta informasi-informasi lainnya.

Sementara saat ini sudah ada empat sanggar lainnya yang bergabung dengan komunitas seni Lakon Gerak Minang masing-masing kereta production, palanta, art production dan join cafe. Memang tujuan jangka panjang komunitas seni tersebut menjadi tempat bernaung bagi sanggar-sanggar yang ada di Tanah Datar.

Tanah Datar menurut Mas Tri begitu dia biasa di sapa sangat unik dan mempunyai budaya yang berbeda antara satu dan nagari lainnya. Dalam pembinaan dan pelestarian budaya Komunitas seni Lakon Gerak Minang akan melakukan pembinaan sesuai kearifan lokal masing-masing nagari, sehingga hal itu akan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung dan tinggal lebih lama di pusat Kebudayaan Minang ini.(***)

Leave a Reply