Oleh Galuh Febryan Putra
Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan penuh berkah, bulannya orang berpuasa dan bulannya orang beribadah.
Ternyata keistimewaan bulan ramadhan bukan hanya karena terdapatnya puasa Ramadhan dan malam lailatul qadr didalamnya.
Namun, terdapat juga banyak kisah sejarah islam yang heroik sekaligus dapat membangkitkan keimanan kita sebagai seorang mukmin.
Kisah yang penuh dengan perjuangan, kesuksesan dan sekaligus kemenangan besar yang mampu diraih oleh umat islam.
Sebab, kedekatan seorang hamba kepada Rabbnya menjadi faktor utama dalam meraih kemenangan.
Hal ini memberikan kita hikmah bahwa bulan Ramadhan bukan bulan untuk bermalas – malasan namun bulan yang seharusnya membuat kita lebih bersemangat dan produktif dalam segala hal.
Ada banyak catatan sejarah yang membuktikan peristiwa – peristiwa dan kemenangan kaum muslimin diraih pada bulan Ramadhan.
Pun bulan ramadhan adalah bulan perjuangan sekaligus bulan untuk merefleksi kilas balik kita selama sebelas bulan yang lalu.
“Apa saja yang sudah kita lakukan ?” sebuah renungan yang harus muncul dipikiran kita.
Sungguh sangat disayangan apabila Ramadhan tahun ini tidak memberikan dampak apapun untuk diri kita sendiri baik dari segi ibadah rutin dan ibadah – ibadah lainnya.
Sebab, bulan ramadhan adalah bulan perjuangan. Maka, sungguh sangat disayangkan jika hari – hari hanya dihabis untuk bermalas – malasan, jalan – jalan yang tidak tahu arah, dan kegiatan – kegiatan yang membuat lalai dalam menjalankan aktivitas ibadah.
Tak jarang, kita menemui kaum muslimin yang tidak berpuasa dengan berbagai dalih – dalih yang tidak masuk akal.
Padahal sejarah islam mencatat bahwasanya bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan perjuangan.
Ada banyak sejarah yang membuktikan peperangan dan kemenangan kaum muslimin diraih pada bulan Ramadhan. Salah satunya adalah, Perang Badr. Perang antara orang – orang beriman dan orang – orang kafir yang terjadi pada tahun ke – 2 hijrah (Maret 624).
Bertemunya pasukan yang tidak imbang jumlahnya, pasukan islam 313 orang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan kaum Quraisy berjumlah 1300 orang.
313 melawan 1300, tentu ini akan menjadi perang yang tidak mudah. Bagaimana mungkin Nabi dan para sahabat tidak dilanda kecemasan ? sehingga turunlah ayat Al Qur’an yang menenangkan pasukan islam yaitu tentang kekuatan moril yang tumbuh dari teguhnya keimanan.
Dan ini dikisahkan Allah dalam Firmannya Q.S Al Anfal : 7
“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjata-lah yang untukmu (kamu hadapi, pent. Yaitu kafilah dagang), dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir.”
Sungguh dengan pertolongan Allah Ta’ala, Kemenangan kaum muslimin ini berdampak besar terhadap umat islam. Kemenangan yang meningkatkan kepercayaan diri dan keimanan umat islam.
Pun umat islam dipandang sebagai kekuatan baru sekaligus memperkuat otoritas kepemimpinan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam dari golongan madinah yang sebelumnya sering bertikai.
Kisah ini tentu mengajarkan kepada kita sebagai pelajaran tentang perjuangan dan pengorbanan. Ditengah suasana puasa, suasana haus dan lapar justru dengan semangat para pejuang badr mengangkat senjata dan mengalahkan hawa nafsu untuk menegakkan agama Allah.
Semoga kemenangan juga diraih oleh semua umat islam yang menjalankan ibadah dibulan Ramadhan pada tahun ini ditengah wabah pandemi, yang menghebohkan seluruh belahan dunia manapun.
Maka optimislah dalam setiap perjuangan, tingkatkan ibadah dan ketaqwaan kepada Allah Ta’ala. (***)