Tanah Datar, bakaba.net—Paslon (Pasangan Calon) Bupati dan Wabup Tanah Datar Betti Shadiq Pasadigoe dan Edytiawarman ziarah ke makam pahlawan Siti Hajir di Nagari Lubuk Jantan Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar, Minggu (30/08/2020), beberapa hari menjelang mendaftar ke KPU Tanah Datar.
“Siti Hadjir merupakan pahlawan wanita dari Lintau yang perlu kita hargai perjuangannya dalam ikut merebut kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Betti Shadiq Pasadigoe anggota DPR RI priode 2014-2019 didampingi Edytiawarman Mantan Sekretaris KPU Padang Panjang disela-sela kunjungan untuk ziarah ke makam pahlawan Siti Hajar.
Ziarah ke makam Siti Hadjir itu selain untuk memberikan penghormatan khusus kepada Siti Hadjir salah seorang pejuang perempuan yang menjadi pimpinan dalam penyerangan dan penghadangan tentara Belanda di Lintau juga untuk meneladani sosok pejuang itu.
Betti Shadiq Pasadigoe menekankan, agar generasi mendatang senantiasa mengenang jasa para pahlawan. Hal itu sebut Betti dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan semangat untuk berkontribusi nyata terhadap negeri, termasuk dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
“Generasi muda harus meneladani Siti Hajir sosok pejuang perempuan asal Lintau Tanah Datar yang tidak gampang menyerah dalam melawan penjajah,” Kata calon bupati Betti shadiq Pasadigoed didampingi wakil bupati Edytiawarman di Lintau.
Siti Hadjir dengan segala keterbatasannya tanpa menyerah dalam memberikan perlawanan terhadap penjajah. Begitu juga dengan generasi saat ini yang tumbuh ditengah era millenia tentu harus tetap meneladani sosok pejuang perempuan tersebut.
Siti Hadjir seorang pemimpin dalam perlawanan masyarakat Lintau Buo kala itu.
Siti Hadjir lahir di Talang, Lubuk Jantan Lintau pada tahun 1856. Ia merupakan seorang perempuan pemberani dan memiliki kharisma yang tinggi di mata rakyat Tanah Datar. Pada saat terjadi perlawanan terhadap kebijakan belasting di Lintau Buo.
Beliau merupakan tokoh yang memiliki peranan penting dalam perlawanan, karena contoleur J. Baastians menemui ajalnya di tangan srikandi Lintau Buo ini.
Tokoh kharismatik ini menemui ajalnya pada tahun 1916, dan ia dimakamkan disekitar penjara yang ada di Padang. Tahun 1955 makan Siti Hajir dipindahkan ke Lintau, lokasi saat ini yang dijadikan objek wisata.
Calon Bupati Betti Shadiq Pasadigoe dan wakil bupati Edytiawarman berziarah ke makam pejuang perempuan ini selain melakukan tabur bunga dan juga berdoa untuk Siti Hadjir sang pejuang perempuan pemberani itu.
“Generasi muda khususnya perempuan harus meneladani sosok Siti Hadjir yang kharismatik,” kata Betti Shadiq Pasadigoe.
Seperti kita ketahui banyak perempuan Minang Kabau yang berada pada garda terdepan dalam melawan penjajah.
Sebut saja seperti Siti Manggopoh juga pejuang pemberani dari desa kecil di Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam , Rohana Kudus pejuang perempuan dari nagari Koto Gadang Kabupaten Agam, Rahma El Yunusyyiah yang berasal dari keluarga yang agamis ayahnya seorang kadi di Pandai Sikek Tanah Datar, Rasuna Said yang berasal dari desa Panyinggahan, Maninjau, Kabupaten Agam .
Banyaknya perempuan Minangkabau yanng terjun lansung menjadi pemimpin berperang melawan penjajahan menjadi sebuah bukti konkret bahwa ranah minang merupakan daerah yang sebenarnya membuka ruang bagi perempuan untuk menjadi pemimpin tidak terkecuali Bupati. (Fadhil)