Review Buku “Bubarkan HMI”

Review Buku “Bubarkan HMI”

- in Headline, OPINI
0
Penulis: Fikri Kriswandi
(Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Program Studi Sosiologi Agama.

“Bubarkan HMI” adalah sebuah buku yang ditulis oleh Aidil Wicaksono, seorang mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Buku ini memuat kritik tajam terhadap organisasi HMI, mengupas berbagai persoalan internal dan eksternal yang dihadapi oleh organisasi tersebut.

Dengan gaya penulisan yang lugas dan tegas, Aidil memberikan pandangan yang kontroversial namun didukung dengan pengalaman pribadi dan observasi mendalam.

Buku ini dimulai dengan pengantar mengenai sejarah dan tujuan awal pendirian HMI. Didirikan pada 1947, HMI bertujuan untuk membentuk kader-kader intelektual Muslim yang berkualitas dan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa.

Aidil menggambarkan bagaimana HMI pada awalnya memiliki semangat juang yang tinggi dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam dan kebangsaan.

Bab-bab selanjutnya mengulas berbagai masalah internal yang dihadapi oleh HMI, mulai dari konflik kepentingan, birokrasi yang rumit, hingga adanya praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan tujuan awal organisasi.

Aidil menyoroti adanya degradasi moral dan etika di kalangan anggota dan pengurus HMI, yang menurutnya menghambat perkembangan dan keberhasilan organisasi.

Aidil juga mengkritik aktivitas dan program kerja HMI yang dinilai kurang efektif dan cenderung politis.

Ia mengungkapkan bahwa banyak program kerja yang lebih berorientasi pada kepentingan individu atau kelompok tertentu, ketimbang kepentingan umat dan bangsa secara keseluruhan.

Buku ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali efektivitas dan relevansi HMI di era modern ini.

Pada bagian akhir buku, Aidil memberikan pandangannya tentang masa depan HMI.

Ia menyarankan agar HMI melakukan reformasi total jika ingin tetap relevan dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Beberapa rekomendasi yang diberikan termasuk pembenahan sistem rekrutmen anggota, peningkatan kualitas pendidikan kader, dan penguatan nilai-nilai keislaman dalam setiap aktivitas organisasi.

Salah satu kekuatan buku ini adalah keberanian penulis dalam mengungkapkan berbagai permasalahan yang ada di dalam tubuh HMI.

Aidil tidak ragu-ragu untuk mengkritik dan memberikan solusi yang menurutnya dapat memperbaiki keadaan.

Buku ini juga memberikan perspektif yang berbeda tentang HMI, yang mungkin jarang diungkapkan oleh anggota atau mantan anggota lainnya.

Namun, buku ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kritikan yang dilontarkan Aidil terkadang terasa subjektif dan kurang didukung oleh data atau bukti yang kuat.

Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa penulis terlalu emosional dalam menyampaikan pandangannya, sehingga mengurangi objektivitas analisis.

“Bubarkan HMI” relevan dibaca oleh para anggota HMI, mantan anggota, maupun masyarakat umum yang tertarik dengan dinamika organisasi mahasiswa di Indonesia.

Buku ini bisa menjadi bahan refleksi bagi HMI dan organisasi mahasiswa lainnya untuk terus berbenah dan meningkatkan kontribusi positifnya bagi bangsa.

“Bubarkan HMI” adalah buku yang mengajak kita untuk melihat lebih dalam tentang organisasi HMI, mengkritisi kekurangan dan mencari solusi untuk perbaikan.

Meskipun kontroversial, buku ini memberikan sudut pandang yang penting dalam memahami dinamika internal sebuah organisasi mahasiswa besar di Indonesia.

Aidil Wicaksono, dengan segala pengalamannya, berhasil menyampaikan kritik yang tajam namun perlu direnungkan untuk kemajuan bersama. (***)

Leave a Reply