Oleh Galuh Febryan Putra
Hiruk pikuk menjelang pemilihan Gubernur dan kepala daerah di Sumatera Barat sudah terasa menghangat. Percakapan para netizen dan pendukung masing-masing calon di media sosial mengindikasikan hal ini dengan sangat jelas.
Pendukung masing-masing pasangan calon telah menyebar beragam informasi yang saat ini sulit untuk dibedakan, mana yang benar dan mana yang bohong (hoaks).
Suasana seperti ini ini tentu membahayakan suasana perpolitikan di Sumatera Barat. Banyak orang yang tidak mempunyai daya nalar dan akses informasi yang cukup, berada dalam arus berpikir yang bisa menjadi liar tanpa disadari.
Memang, sebuah pemandangan yang lumrah menjelang perhelatan akbar pesta demokrasi di Sumatera Barat.
Bahkan, Dunia maya (media sosial) dipenuhi akun-akun tim sukses, masing-masing akun berlomba-lomba mengkampanyekan kandidatnya masing-masing, semua bergerak dengan pola yang sama, perang foto kandidat dan perang “tag line” politik.
Namun yang perlu kita ketahui adalah dalam politik harus tetap ada kode etik dan beradab. Karna, pemilu ini dibuat untuk mencari pemimpin yang memiliki inovasi, gagasan, dan revolusioner.
Bukan untuk saling serang menyerang dengan informasi yang tidak mencerdaskan masyarakat. Sehingga dalam prosesnya adanya sebuah adu visi, adu program dengan gagasan/ide masing – masing paslon.
Apalagi Ranah Minang terkenal dengan masyarakatnya yang sangat rasional dalam segala hal. Maka saatnya kita masuk pada babak baru dunia perpolitikan di Sumatera Barat.
Partai politik dan kandidat pasangan calon serta tim sukses jangan terjebak pada politik pencitraan, Politik Money atau sampai menyebarkan informasi yang tidak ada dasarnya (Black Champaign), politik tidak boleh meninggalkan subtansinya yaitu untuk mencerdaskan masyarakat.
Kita harus mengisi politik berbasis gagasan/ide ke dalam arena politik, artinya kita menyingkirkan hal-hal yang membuat perhelatan demokrasi tersebut tidak elok dan tidak bermartabat.
Dan ini merupakan tanggung jawab moral bagi partai politik, tim sukses dan kandidat pasangan calon untuk menghadirkan politik yang berbasis ide/gagasan.
Karena pada dasarnya politik gagasan merupakan politik yang lebih mengutamakan wacana tentang konsep pemikiran ide/gagasan serta merumuskan masa depan untuk membangun suatu tatanan nilai kehidupan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.
Oleh karena itulah politik harus diisi dengan gagasan dan solusi permasalahan daerah sehingga berdampak baik bagi kemajuan Sumatera Barat.
Ini menjadi prioritas utama dalam perpolitikan dan menjadi indikator penting dalam pesta demokrasi di Sumatera Barat.
Butuh komitmen memang untuk menghadirkan perpolitikan berbasis ide/gagasan. Sehingga kita tidak lagi berada hanya dalam ranah citra, popularitas, atau bahkan money politik. (***)