Peserta Didik dan Guru Harus Terampil Belajar Daring

Peserta Didik dan Guru Harus Terampil Belajar Daring

- in Headline, News, PADANG
0

PADANG, bakaba.net –– Untuk mencegah pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah belajar berani.

Sistem pembelajaran berani merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.

Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media online.

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.

Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Salahsatu sektor yang mau tidak mau harus melek dan memanfaatkan era digital ini adalah sektor pendidikan, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Ruang digital sesungguhnya dalah ladang dan sekalis etalase bagi dunia pendidikan dan seharusnya menjadi sumber untuk mengolah dan mengembangkan proses pendidikan dan pembelajaran.

Dengan kata lain, era digital saat ini menuntut dunia pendidikan untuk produktif dalam berkarya karena terutama dalam pembelajaran Dalam Jaringan (Daring).

Untuk itu Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia telah meluncurkan 4 (empat) modul literasi digital, yaitu; (1) Budaya Bermedia Digital; (2) Aman Bermedia Digital; (3) Etik Bermedia Digital; dan (4) Cakap Bermedia Digital yang dilaksanakan di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota sampai akhir tahun ini.

Kegiatan yang dihelat oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia ini bekerjasama dengan PT PCI ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan akan dilakukan di tahun-tahun berikutnya sampai akhir masa kerja kabinet sekarang.

Setidaknya kenyataan itulah  itulah yang tergambar dalam Webinar Gerakan Literasi Digital 2021 Kabupaten Solok, Jumat (16/7) lalu.

Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual itu menggunakan  aplikasi zoom, dan berlangsung dari pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.

Kegiatan ini diikuti oleh 300 peserta yang berasal dari pelajar, guru, ASN dan mahasiswa yang tidak hanya berasal dari Kabuapten Solok, tetapi Sumatera Barat, serta dari sejumlah daerah di Indonesia.

Webinar kali ini mengambil tema “Saatnya Peserta Didik dan Guru Terampil Belajar Daring (Onilne)”  dan mendapat sambutan yang menggembirakan dari peserta yang rata-rata pemerhati, dan praktisi pendidikan, serta pemerintahan setempat.

Adapun yang tampil sebagai pembicara Reno Intan, S.Sos., M. Psi.T ( Akademisi bidang Komunikasi keluarga),  Dr ( C) Rr Vemmi Kesuma Dewi, M.Pd ( Akademisi Bid. Pendidikan dan Praktisi Pendidikan Ramah Anak), Martin, S.Pd., M.Pd  (Kepala SMAN 1 Lembah Gumanti Kabupaten Solok), dan Dr. H. Asrinur, S.Pd., M.P (Kabid. Pembina Pendidikan SD Disdikparpora Kabupaten  Solok)

Moderator dalam iven kali ini adalah Sonnaria, selain itu juga ada Key Opinion Leader @Queenpopi (Owner @gaiabiai, Konten Kreator, Youtube Bilik Biai).

Dalam sesi tanya jawan, salah seorang  peserta, Novrizal, bertanya kepada narasumber: Reno Intan, tentang bagaimana cera menciptakan komunikasi yang harmonis dalam keluarga di era digital ini, terlebih di masa pandemi karena anak lebih sibuk dengan HP dengan alasan belajar, dan kalau di luar masa pandemi cara komunikasi yang kita bangun di rumah, dengan cara seharmonis mungkin namun disekolah yang terjadi sebaliknya.

Peserta lainnya, Dwiyana Habsary bertanya kepada narasumber  Vemmi Kesuma Dewi, M. Pd., tentang bagaimana penerepan blended learning yang ideal, adakah trik pesrsentase penggunaan terkait dengan kemampuan pehamanan manusia merespons audio-visual?

Selain itu, Dwiyana Habsary, juga bertanya kepada narasumber : Martin, S.Pd., M. Pd,  bagaimana membumikan budaya digital namun tidak meninggalkan nilai budaya tradisi pada peserta didik?

Dan kepada narasumber : Dr. H. Asrinur , Dwiyana Habsary  mengajukan pertanyaan tentang bagaimana membudayakan ‘Bahasa chat’ yang menunjukkan ‘avoid flame’ dengan mempertimbangkan latar belakang budaya yang berbeda?

Kegiatan Webinar Literasi Digital untuk Sumatera Barat berikutnya akan akan kembali dihelat oleh Kabupaten Pesisir Selatan, Jumat (23/7) pada pukul 14.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.

Setiap peserta yang mendaftar dan mengikuti webinar ini akan mendapatkan fasilitas berupa E- sertifikat dari Kominfo dan Voucher E-Money (***).

Leave a Reply