Oleh: Beni Harbes
Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam,Pascasarjana UIN Bukittinggi
Pendidikan karakter adalah hal yang menarik sebagai bahan pembahasan, dengan fakta-fakta yang menunjukkan bahwa karakter manusia mengalami pemerosotan yang sangat tajam.
Pendidikan karakter tidak lepas dari komponen-komponen yang mempengaruhi dan memprihatinkan terhadap degradasi moral bangsa dimasa sekarang.
Sehingga sistem pendidikan di Indonesia disimpulkan belum mampu menjadi alat pembentuk karakter generasi bangsa secara utuh.
Berbagai fakta di lapangan menunjukkan maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan yang mengatas namakan agama sehingga mengancam kebinekaan dan keutuhan NKRI.
Seperti adanya gerakan-gerakan separatis, perilaku kekerasan di lingkungan pendidikan dan di masyarakat, tindakan bullying, kejahatan seksual, tawuran pelajar, pergaulan bebas dan kecenderungan anak-anak muda pada narkoba, kekerasan fisik dan berbagai tindakan kriminal lainnya.
Pendidikan karakter telah menjadi pilar penting dalam sistem pendidikan di Indonesia, karena selain mengedepankan pengetahuan akademis, pendidikan karakter juga membentuk peserta didik yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.
Dalam rangka mewujudkan generasi muda yang berintegritas, beretika, dan cinta tanah air, penguatan profil pelajar Pancasila telah diimplementasikan sebagai langkah konkret dalam membentuk karakter siswa dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar.
Pendidikan karakter mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan sikap positif yang mendasari perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pendidikan karakter, siswa diajarkan untuk menjadi pribadi yang mandiri, disiplin, toleran, dan menghargai perbedaan.
Tujuan utamanya adalah menghasilkan generasi penerus bangsa yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan dengan bijaksana dan berempati terhadap sesama.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah sebuah inisiatif pendidikan karakter yang bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar di Indonesia.
Proyek ini dirancang untuk menjadi bagian dari Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk memberikan pendidikan yang lebih relevan, kreatif, dan adaptif bagi generasi muda Indonesia.
P5 diluncurkan sebagai respons terhadap tantangan dan perubahan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi, generasi muda menghadapi berbagai pengaruh luar yang dapat mempengaruhi nilai-nilai dan identitas bangsa.
Oleh karena itu, P5 hadir sebagai upaya untuk membangun karakter pelajar yang kuat, berakhlak mulia, cinta tanah air, serta memiliki rasa persatuan dan kesatuan dalam kerangka nilai-nilai Pancasila.
Langkah-Langkah Implementasi P5:
- Penanaman Nilai-Nilai Pancasila: Melalui berbagai kegiatan di dalam dan di luar kelas, siswa diberikan pemahaman mendalam tentang makna dan nilai-nilai setiap sila Pancasila. Kegiatan seperti diskusi, ceramah, dan simulasi berperan dalam membentuk pemahaman siswa terhadap nilai-nilai luhur Pancasila.
- Integrasi dalam Kurikulum: Nilai-nilai Pancasila diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan. Berbagai mata pelajaran, seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Sejarah, Bahasa Indonesia, dan lainnya, dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara kontekstual.
- Kegiatan Ekstrakurikuler: Sekolah menyediakan beragam kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada pengembangan karakter siswa. Kegiatan seperti upacara bendera, kegiatan keagamaan, bakti sosial, dan lainnya bertujuan untuk membentuk kepribadian yang tangguh dan berbudi pekerti.
- Peran Guru dan Orang Tua: Guru sebagai pendidik memiliki peran sentral dalam implementasi pendidikan karakter. Guru sebagai contoh dan teladan akan mempengaruhi pola pikir dan sikap siswa. Orang tua juga berperan aktif dalam mendukung penguatan profil pelajar Pancasila di lingkungan keluarga.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan sejumlah manfaat bagi siswa, sekolah, dan masyarakat. Beberapa manfaatnya meliputi:
- Generasi Muda yang Berakhlak Mulia: Dengan penguatan profil pelajar Pancasila, generasi muda akan memiliki akhlak yang mulia, memiliki rasa tanggung jawab terhadap negara dan masyarakat, serta mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
- Meningkatkan Kedisiplinan: Melalui pendidikan karakter, siswa belajar mengenai kedisiplinan dalam berbagai aspek kehidupan.
- Membangun Persatuan dan Toleransi: Pendidikan karakter melalui Pancasila mendorong pengertian, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan budaya dan agama.
- Meningkatkan Kualitas Bangsa: Pendidikan karakter yang kuat berbasis Pancasila akan membentuk generasi muda yang berkualitas, memiliki kepribadian unggul, dan menghargai keanekaragaman. Hal ini dapat meningkatkan citra bangsa Indonesia di mata dunia.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai inisiatif implementasi pendidikan karakter dalam Kurikulum Merdeka menawarkan solusi konkret untuk memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar.
Dengan melibatkan berbagai elemen pendidikan, termasuk guru, siswa, dan masyarakat, projek ini dapat membawa dampak positif bagi perkembangan bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing.
Semoga projek ini dapat menjadi tonggak penting dalam membangun karakter bangsa yang kuat, berbudi luhur, dan mencintai tanah airnya. (***)