Batusangkar, Bakaba—Perekonomian masyarakat Tanah Datar yang akhir-akhir menempati papan bawah tak bisa dibiarkan begitu saja. Pemkab Tanah Datar beserta OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait harus jeli mencarikan solusinya. Salah satu diantaranya dengan meningkatkan produktifitas masyarakat serta mengurangi pengeluaran yang kurang bermanfaat.
Demikian dikemukakan mantan Bupati Tanah Datar Masriadi Martunus, ketika menjawab pertanyaan bakaba.net di salah satu café di Batusangkar, Selasa, sehubungan dengan langkah-langkah yang perlu diambil dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat Tanah Datar.
Ia yakin, para pimpinan OPD di Kabupaten Tanah Datar masih mempunyai kemauan yang cukup tinggi dalam menggenjot perekonomian masyarakat ini, mengingat bila perekonomian ini tidak ditingkatkan, maka kemiskinan akan terstruktural dan tingkat kejahatan juga akan meningkat.
“Para pejabat perlu turun ke nagari, kenapa banyak masyarakat yang menganggur, jika permasalahan sawah kekeringan, perlu dicarikan solusinya bagaimana sawah-sawah itu bisa diairi dengan pengairan atau memanfaatkan mesin pompa air,” kata Masriadi Martunus yang tetap peduli tehadap masyarakat Luhak Nan Tuo.
Masriadi juga tidak membantah, jika ada sebahagian warga yang memilih pekerjaan sebagai pengedar narkoba lantaran sulit mendapatkan pekerjaan yang tidak melanggar hukum. Mereka cendrung mengambil jalan pintas, lantaran tidak melihat lagi usaha lain, sementara usaha ini pekerjaan tidak berat dan untungnya banyak, meskipun berisiko tinggi berurusan dengan penegak hukum.
Kegiatan Subur Berjemaah dan Magrib Mengaji yang dilancarkan Pemkab Tanah Datar melalui Kabag Kesra boleh-boleh saja, terutama dalam membina keimanan dan ketagwaan para generasi muda dan masyarakat pada umumnya. Tetapi, tanpa dilakukan peningkatan perekonomian kesemuanya itu tidak akan berjalan dengan lancar.
Sebagai mantan bupati, Masriadi merasa prihatin juga terhadap kondisi Tanah Datar yang semakin mundur. Dulu sengaja dilakukan perampingan organisasi agar belanja aparatur tidak terlalu membengkak. Tetapi sekarang struktur organisasi sudah semakin gemuk kembali, sehingga belanja aparatur semakin tak bisa ditekan.(WD)