Berbagai kuliner asal Tanah Datar santapan para raja itu sebut saja lamang tapai sihitam manis yang mengoda, lopek bugi Padang Ganting, Pongek Simawang, Ampiang Dadiah, dan masih hidangan lainnya kuliner asli Tanah Datar.
Kali ini bakaba.net akan mengajak para membaca bakaba menikmati minuman terenak kedua Indonesia yang berasal dari Tanah Datar.
Minuman ini bukanlah minuman para raja, tetapi hasil kreasi yang begitu apik warga Tanah Datar yang berada di pinggang gunung merapi. Saat dingin begitu menusuk tulang, sementara tidak ada kopi yang tersisa, maka warga meracik daun kopi sebagai penganti kopi yang habis dibawah penjajah.
Racikan minuman hasil penderitaan para penjajah itu dinamai kawa kawa, minuman yang memiliki citra rasa unik percampuran antara rasa kopi dan teh dengan cara pembuatan melalui proses pengasapan sehingga kawa daun benar-benar kering dan menyisahkan bau asap pada setiap lembar daun kopi.
Proses pembuatan minuman yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh ini juga terlihat unik, yaitu merebus dalam suatu wadah yang terbuat dari gerabah dan menambahkan sedikit rempah sehingga menghasilkan citra rasa yang berbeda dari kawa daun lainnya.
Nilai ektetika juga masih dipertahankan ketika menikmati minuman kawa daun asal Tanah Datar ini. Minum kopi kawah mengunakan batok kelapa, sehingga saat meminum kawa daun, oromanya akan tercium memenuhi dada.
Tidak semua daerah di Tanah Datar dapat menghasilkan kawa daun dengan citra rasa enak itu. Tetapi Nagari Koto Tuo Sei Tarab Tanah Datar penghasil kopi ternikmat. Daun kopi yang berasal dari lereng gunung merapi itu menghasilkan kopi kawa terenak dan terkenal di Luhak Nan Tuo.
Minuman kawa daun asal Kabupaten Tanah Datar, ternyata terpilih menjadi minuman tradisional populer kedua di Indonesia.
Sehingga minuman itu mendapat penghargaan dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 Menteri Pariwisata di Jakarta beberapa waktu lalu.
Terpilihnya kawa daun sebagai minuman tradisional populer tentunya akan berdampak terhadap sektor pariwisata di Kabupaten Tanah Datar. Serta, menjadikan kawa daun lebih dikenal seantero nusantara.
Memang kawa daun pabrikan belum ada di Kabupaten Tanah Datar, namun industri rumahannya cukup menjamur. Bahkan telah mendistribusikan ke beberapa daerah lain di Sumbar. (***)