Kalio Baluik Menu Istimewa Para Raja Minangkabau dinikmati TSR Khusus Bupati Tanah Datar

Kalio Baluik Menu Istimewa Para Raja Minangkabau dinikmati TSR Khusus Bupati Tanah Datar

- in Headline, News, TANAH DATAR
0

Tanah Datar, Bakaba.net – Tidaklah berlebihan bila saya menyebut Tanah Datar gudangnya kuliner di Minangkabau.

Kuliner dari daerah pusat kerajaan Minangkabau itu terkenal enak dan beragam, sehingga setiap orang yang berkunjung ke daerah yang terkenal masih kuat memegang adat istiadat itu, tidak menikmati kuliner yang diolah dan diracik dengan penuh cinta itu.

Setiap Nagari di daerah itu memiliki kuliner yang spesifik, sebut saja Nagari Barulak dengan pangek lapuaknya, Nagari Andaleh dengan minum stamina niro talua, Padang Gantiang dengan lapek baluo, Lima Kaum dengan Lamang Tapai, Sungayang dengan sarikayonya.

Kuliner dari Tanah Datar yang merupakan pusat kebudayaan dan kerajaan Minangkabau itu sangat kaya dengan rempah dan daun-daun yang berasal dari hutan-hutan yang masih terjaga keasriannya.

Menariknya Bupati Tanah Datar Eka Putra dalam mengali budaya, baik itu benda ataupun non benda termasuk kuliner mengelar satu nagari satu ivent.

Pada kegiatan satu nagari satu ivent itu, kita seperti bernostalgia, menghadirkan tempo dulu baik itu busana maupun kulinernya, benar-benar bisa mengoyang lidah saat menikmatinya.

Kembali pada kunjungan tim safari khusus Bupati Tanah Datar ke Surau Muslimin Korong X Jorong Pintu Rayo Nagari Tanjung Barulak Kecamatan Tanjung Emas, Jum’at (29/03),  disuguhi Kalio Baluik, makanan raja-raja Minangkabau untuk tamu agungnya.

Kalio Baluik berasal dari kata kalio dan baluik. Kalio merupakan sebutan ‘rendang setengah jadi’ sedangkan baluik artinya ‘belut’ dalam bahasa Minang.

Terbuat dari Bumbu-bumbu khas Minangkabau dan bahan utama Belut, yang dimasak dengan rempah dan berbagai daun-daun yang menghasilkan rasa yang tidak bisa diwakili kata-kata.

Cara membuat rendang baluik ini pun tidaklah sama dengan randang baluik, tetapi belum kering seperti rendang, sehingga terasa nikmat bila dimakan dengan nasi hangat.

Dalam membuat kalio baluik ini, yang perlu diperhatikan cara pengolahan belutnya, agar tidak amis ketika dimasak. Bundokanduang asal Minangkabau tidak terkecuali Tanah Datar sangat mahir mengolak baluik ini sehingga tidak terasa amis.

Cara membuat Kalio Baluik:

Yang pertama, Panggang belut selama 4-5 jam hingga tekstur belut kering. Ini dilakukan supaya belut matang dan tahan lama. Bumbu yang dipakai juga merupakan bumbu khas minang. Bukan hanya untuk membikin masakan enak, tapi bumbu khas ini bisa mengurangkan bau amis dari belut-belutnya.

Tumis bumbunya sampai halus, dan tambahkan cabe yang sudah digiling hingga bumbu agar rasanya pedas dan warnanya merah merona. Kemudian, tuang santan dan belutnya kedalam wajan yang sudah diisikan bumbu. Dilanjutkan dengan menuangkan berbagai jenis daun dan masak hingga santanya mengering dan keluar minyak, Kalio baluik siap untuk dinikmati.

Bahan kalio baluik
-1 kg belut
– Daun-daun untuk campuran, (daun jati, daun asam kosambi, daun mankokan, daun talak leman dan jenis daun-daun lainnya yang sering digunakan.
– 2 liter santan
– 100 gr ombu-ombu
– Garam secukupnya

Bahan halus:- 150 gr cabai merah keriting kunyit,kunyit, jahe dan lengkuas- 50 gr ketumbar,3 butir kemiri,
3 siung bawang putih

Bahan pelengkap
3 lembar daun salam dan jeruk- 2 batang serai, 3 butir asam kandis, 5 buah kapulaga

Cara bikin ombu-ombu ambil kelapa yang sudah diparut lalu tumis sampai warna kecokelatan lalu giling atau tumbuk halus sampai mengeluarkan minyak. (***)

Leave a Reply