Ilustrasi
LANGGAI, bakaba.net – Warga Langgai Kenagarian Ganting Mudiak Utara Surantih (Gamus) berada di kecamatan sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Meskipun saat ini indonesia telah merdeka dan telah mengalami pemerataan pembangunan, namun ada juga daerah yang belum tersentuh.
Kampung langgai yang berjarak sekitar 30 kilometer dari surantih (Ibu kecamatan Sutera) dengan penduduk sekitar 1.500 jiwa itu disebut sebagai daerah tertinggal karena masih memiliki banyak kekurangan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat.
Kampung tersebut hingga kini belum pernah tersentuh oleh berbagai jaringan telekomunikasi, seperti jaringan signal hand phone (telepon genggam), telpon rumah dan sebagainya.
Sebelumnya jika ingin berkomunikasi dengan anak atau keluarga mereka yang berada diluar sana, mereka pergi dulu kepasar Surantih untuk mecari singnal.
Namun Selama pandemi Covid-19 ini dianjurkan untuk melaksanakan aktiviitas dirumah saja. Sehingga menjadi kendala besar bagi anak-anak pelajar kampung langgai yang biasanya tetap belajar secara face to face di sekolah.
Adanya ide dan inisiatif dari salah seorang mahasiswa langgai Afrison Hendri, untuk memasang internet satelit yang bisa terkoneksi sekitar jarak 200 meter ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dan anak-anak pelajar serta megakses berbagai informasi.
Internet satelit ini dapat digunakan diseluruh wilayah yang selama ini susah singnal atau tidak terlayani jaringan internet yang ada, misalnya dipulau terluar, gunung, hutan dan tempat lainnya. Tambah afrison cukup membeli voucher saja.
Voucher yang disediakan tergantung jangka waktu diinginkan mulai dari harga Rp. 8000 untuk pemakaian 1 hari, Rp. 20.000 utuk 3 hari, Rp. 30.000 untuk 1 minggu, bahkan sampai harga tertingginya Rp. 50.000 untuk 15 hari.
Berdasarkan pantauan bakaba.net Sabtu (16/06/), Kehadiran Internet satelit saat ini dikampung langgai adalah sebuah kebanggaan bagi warga terutama untuk anak-anak pelajar yang sedang melaksanakan aktivitas dirumah saja.
Tidak hanya itu bagi orang tua mereka bisa sebagai obat pelara rindu bisa mudah berkomunikasi dengan anak/saudara yang berada dirantau tidak bisa pulang kampung selama pandemi COVID-19 ini, tidak memerlukan biaya untuk keluar mencari singnal lagi, bahkan sebagian warga yang terjangkau dengan koneksi internet satelit ini bisa dirumah saja.
“mungkin bagi masyarakat di perkotaan yang sudah sangat terfasilitasi, sambungan internet bukan lagi peremasalahan besar.
Namun bagi masyarakat desa langgai dengan kehadiran internet satelit ini menjadi solusi dan berdampak positif terutama bagi anak-anak pelajar yang tetap aktivitas daring selama pandemi covid-19. Hal ini bisa menjadi bagian untuk mengurangi digital gap di seluruh wilayah”, ujar Afrison Hendri.
Sebagian besar masyarakat kampung langgai adalah petani, dimana kawasan penghasil berbagai jenis tanaman seperti, gambir, padi, karet, nilam, kulit manis dan lain sebagainya.
Harapan seluruh masyarakat kami, semoga kelak kampung langgai tidak lagi menjadi daerah yang jauh ketinggalan dari kemajuan terutama dibidang perkembangan teknologi. Segera bisa menikmati sarana dan prasarana yang layak.
Dan semoga saja, putera-puteri kampung langgai berhasil menjadi generasi penerus yang baik dan berkualitas sehingga mampu mewujudkan harapan bersama amiin. Salam dari anak Negeri Langgai. (Ray)