Eko Yanche Edrie Sebut, Posisi Anak Dan Perempuan Lemah Dimata Media

Eko Yanche Edrie Sebut, Posisi Anak Dan Perempuan Lemah Dimata Media

- in BUKITTINGGI, Headline, News
0

BUKITTINGI, bakaba.net – Anak dan perempuan harus dalam perlindungan media. Untuk itu wartawan dalam menulis harus mengacu pada kode etik jurnalistik dan edaran Dewan Pers.

Berdasarkan kode etik jurnalistik pasal 5 wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

“media ramah anak, anak dan perempuan berada dalam perlindungan media, saat ini cukup lemah posisi anak dan perempuan dimata media,” kata Eko Yanche Edrie Wakil Ketua PWI Sumbar dalam kegiatan workshop jurnalistik, jurnalis ramah anak terampil menulia selamatkan generasi Bukittinggi (25/11)

Media yang ramah anak dan perempuan harus mempunyai komitmen dalam berita tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Dalam memberitakan korban kejahatan seksual ataupun korban kekerasan wartawan jangan vulgar dalam memilih kata-kata yang bisa menyebabkan trauma bahkan dendam bagi korban maupun anak-anak korban.

Saat ini banyak media yang kurang ramah terhadap anak dan perempuan. Hal itu terlihat dari beberapa berita khususnya kejahatan seksual ataupun tindak kekerasan lainnya.

“10 tahun kemudian, anak Vanesa Angel membrosing berita-berita, ternyata ketemu pemberitaan tentang orang tuanya sehingga anak menjadi malu,” kata Eko Yanche.

Mungkin sebut Eko Yanche tidak ada lagi tempat didunia ini yang nyaman bagi anaknya, karena sang anak bisa menjadi depresi setelah melihat rekam jejak digital tentang ibunya.

Untuk itu, wartawan harus bisa menyajikan berita-berita yang ramah terhadap anak dan perempuan, hal ini untuk melindungi mereka.

Leave a Reply